Eits, ASN Dilarang Perjalanan Dinas ke Bangkalan Madura

Rabu, 09 Juni 2021 – 18:15 WIB
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, BANGKALAN - Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur menerbitkan nota dinas perihal larangan melakukan perjalanan dinas ke Madura bagi para pegawainya.

Nota yang ditandatangani Sekretaris Dishub Jatim Luhur Prihadi Eka itu dikeluarkan setelah adanya lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan. 

Kepala Dishub Jatim Nyono mengatakan terbitnya surat internal itu bertujuan mengurangi mobilitas manusia sekaligus menekan penyebaran virus corona 

Berikut isi dari nota itu "Sehubungan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di wilayah Bangkalan, Pulau Madura, maka diberitahukan kepada Saudara dan seluruh staf yang berdomisili di Pulau Madura terhitung mulai tanggal 07 Juni 2021 sampai dengan tanggal 21 Juni 2021 untuk melaksanakan bekerja dari rumah / Work From Home (WFH) serta bagi Pegawai yang berdomisili di luar wilayah Pulau Madura untuk tidak melaksanakan bepergian dan Dinas Luar ke wilayah Pulau Madura".

"Itu jelas tertulis untuk internal, bukan umum. Itu yang perlu ditegaskan. Jadi, ASN Dishub Jatim yang tinggal di Madura cukup WFH saja. Selain itu dilarang melakukan perjalanan dinas," ujar Nyono Rabu (9/6).

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana mengatakan lonjakan kasus di Bangkalan disebabkan karena ketidakpatuhan warga terhadap prokes, khususnya terkait penggunaan masker.

Pasien dari Bangkalan juga menolak dirujuk ke rumah sakit di Surabaya padahal, menurut Herlin, merujuk pasien adalah tindakan medis biasa.

"Di sana kapasitasnya sudah hampir penuh, Surabaya memiliki fasilitas yang lebih baik yang bisa menyelamatkan nyawa pasien-pasien di sana," tutur dia. 

Akhirnya, Dinkes Jatim menemukan solusi yaitu mengambil langkah dengan menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit Bangkalan.

Temuan lain ketika berada di pos penyekatan bahwa masyarakat di Bangkalan takut menjalani tes usap. Warga khawatir hasil tes usap menunjukkan positif dan menjalani isolasi.

"Sebenarnya tidak susah penanganan di Madura. Cuma karena kami melacak seseorang positif butuh data. Kamu pernah ke mana, kontak dengan siapa, dan lainnya," jelas dia.

Herlin mengaku sangat sulit mengajak warga  menjalani tes usap dan isolasi padahal itu cara cepat melindungi keluarga, sahabat, agar tak tertular. 

"Mungkin mereka takut diisolasi. Padahal dengan dilakukan tes usap itu kita akan tahu bahwa dirinya itu positif. Tak apa-apa diisolasi," pungkas Herlin. (mcr12/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA JUGA: Kemnaker Minta Dukungan ILO untuk Penanganan Dampak Pandemi Covid-19


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler