jpnn.com, JAKARTA - Usai Asian Games 2018, lifter Eko Yuli Irawan mempersiapkan diri menatap Kejuaraan Angkat Besi Dunia yang dihelat di Ashgabat, Turkmenistan 1-10 November mendatang. Dia harus berjuang lebih keras lantaran kelas 62 kg andalannya ditiadakan.
Berdasarkan aturan baru Federasi Angkat Besi Interbasional (IWF), kelas 62 kg sudah dihapus diganti dengan kelas 61 kg. Mau tak mau, Eko harus memilih turun kelas atau naik ke kelas 69 kg.
BACA JUGA: Atlet Asing Flash Mob Meraih Bintang? Ah, tak Betul Itu
Kabidbinpres PB PABBSI Alamsyah Wijaya menuturkan, bahwa lifter peraih emas Asian Games 2018 itu akan tampil di kelas 61 kg.
Pilihan tersebut tidak mendadak. ”Sudah kami rencanakan sejak surat IWF dan AWF (Federasi Angkat Besi Asia) turun Februari lalu,” ucap Alamsyah saat dihubungi Jawa Pos.
BACA JUGA: Aries Susanti si Gadis Miliarder, Bicara soal Tantangan
Praktis, pemusatan latihan nasional (pelatnas) angkat besi di Mako Pasmar 2 Kwini akan terus berlanjut usai rehat dua minggu.
Eko mengaku tidak masalah kelas 62 kg sudah tidak dilombakan. Secara fisik, berat badan hariannya berkisar antara 63-64 kg. Dengan persiapan kurang dari dua bulan, lifter asal Metro, Lampung tersebut merasa cukup untuk mencapai berat badan ideal saat game times.
BACA JUGA: Jonatan Christie Sisihkan Bonus buat Bangun Masjid di Lombok
”Masih melanjutkan program sebelumnya. Karena program tersebut tujuannya sampai Olimpiade 2020,” kata Eko.
Pola makan yang sehat dan puasa masih menjadi treatment jitu peraih perak Olimpiade Rio 2016 Brasil itu untuk menjaga berat badannya.
Untuk latihan beban, tentu akan dua kali lipat lebih keras. Sebab, tidak dipungkiri dengan menurunnya bobot tubuh, akan linier dengan menurunnya kekuatan. Dengan meningkatkan beban latihan, praktis akan meningkatkan kepadatan dan massa otot ketika lemak terkikis dengan diet yang dijalani.
Di sisi lain, secara mental, Eko sedang dalam tren positif. Kesuksesannya di Asian Games 2018 tentu meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri ketika bertanding.
”Eko memiliki momen yang positif saat ini. Sebagai atlet elit, itu yang harus dipelihara dengan sering mengikuti kejuaraan,” ujar Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Mulyana, Selasa (4/9).
Pihaknya, masih akan terus menyuntikkan dana secara kontinu setiap tahun. Mengingat, PB PABBSI berhasil memenuhi target yang diberikan. ”Ya ini bentuk apresiasi dan punishment yang kami terapkan,” tegasnya. (han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Butet Gantung Raket Tahun Depan, Ini Penggantinya
Redaktur & Reporter : Soetomo