jpnn.com, JAKARTA - Indonesia masih memiliki peluang merebut medali pada Asian Games 2018 melalui lifter Eko Yuli Irawan.
Pasalnya, Komite Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA) akan tetap melombakan kelas itu.
BACA JUGA: Jersey Anyar, Perbasasi Usung Semangat Baru pada Asian Games
"The show must go on," ucap Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono, Jumat (2/3).
Kabar itu membawa angin segar sekaligus menjawab usaha banding yang dilakukan oleh Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
BACA JUGA: Jelang Asian Games, Perbasasi Bidik Perunggu Kejuaraan Asia
Djoko menilai surat yang dikeluarkan Federasi Angkat Besi Asia (AWF) hanya sebuah intervensi untuk menutup asa tuan rumah meraih medali dari nomor 62 kg.
Pasalnya, peluang Indonesia meraih emas pada nomor tersebut memang sangat terbuka lebar.
BACA JUGA: Kemenkes: Tamu Asian Games 2018 Wajib Imunisasi
"Korea Utara, Tiongkok, dan Kazakstan terkena hukuman larangan bermain akibat kasus doping," imbuh Djoko.
PB PABBSI merasa tidak menerima surat elektronik mengenai undangan pertemuan untuk melakukan voting penghapusan kelas 62 kg.
Artinya, tidak ada rapat maupun kongres resmi untuk melakukan voting itu.
"Jika memang itu resmi, seharusnya AWF memberi undangan ke PB PABBSI. Resminya begitu. Kami juga kaget, masa organisasi tingkat Asia memberikan email pengajuan voting melalu japri ke e-mail salah satu pengurus," beber Djoko.
Dasar harus mencoret satu nomor cabor angkat besi adalah pada Asian Games 2018 Agustus mendatang hanya akan melombakan 14 nomor.
Tidak seperti Asian Games 2014 yang melombakan 15 nomor. Sebagai tuan rumah, lanjut Djoko, pihaknya memilih nomor 69 kg putri untuk dicoret.
Sebab, Indonesia tidak memiliki atlet untuk bermain di nomor itu
"Namun, kami tetap membuat rencana dengan kemungkinan terburuk," kata Djoko. (han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Asian Games, Pedagang Makanan Bakal Diperiksa
Redaktur & Reporter : Ragil