JAKARTA - Kabar positif berembus dari perekonomian global. Meskipun berjalan lamban, ekonomi dunia diproyeksi akan mulai membaik.
Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria mengatakan, perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan pada 2013 dan 2014.
"Tahun ini, ekonomi dunia diproyeksi tumbuh 3,1 persen dan tahun depan tumbuh lebih tinggi di level 4,0 persen," ujarnya melalui Economic Outlook terbaru yang diluncurkan OECD kemarin (29/5). Tahun lalu, perekonomian dunia hanya sanggup tumbuh 2,3 persen.
Menurut Gurria, laju pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih diwarnai deviasi antar beberapa kawasan. Dia menyebut, negara-negara maju yang tergabung dalam OECD masih harus berjuang keras untuk keluar dari jerat krisis.
Sehingga, laju pertumbuhan masih cukup lambat. Sebaliknya, emerging market atau pasar negara berkembang akan kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk negara kelompok OECD, tahun ini diproyeksi tumbuh 1,2 persen dan naik menjadi 2,3 persen pada 2014. Adapun negara non-OECD diproyeksi tumbuh 5,5 persen pada tahun ini dan 6,2 persen pada 2014.
"Tingginya angka pengangguran merupakan masalah paling serius yang dihadapi benyak negara saat ini," katanya.
Amerika Serikat (AS) yang hingga kini masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tahun ini diproyeksi bisa tumbuh 1,9 persen dan pada 2014 akan membaik ke level 2,8 persen.
Adapun perekonomian zona Euro hanya diproyeksi mampu tumbuh 0,6 persen tahun ini dan 1,1 persen pada 2014. Sementara itu, Jepang justru diproyeksi melemah dengan pertumbuhan ekonomi 1,6 persen tahun ini dan 1,4 persen pada 2014.
Jika dicermati, proyeksi terbaru dari OECD ini sebenarnya lebih pesimistis dibandingkan proyeksi World Economic Outlook yang dirilis lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2013 lalu.
Tahun ini, IMF memproyeksi ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 3,3 persen. Namun, pada 2014, IMF dan OECD kompak memproyeksi ekonomi dunia bakal tumbuh 4,0 persen.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pertumbuhan ekonomi global membawa pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi negara maju yang memiliki banyak pengaruh. "Selain mitra dagang utama, keduanya juga investor besar di Indonesia," jelasnya.
Menurut Chatib, pertumbuhan ekonomi global pada 2013 dan 2014 akan terbantu oleh kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara maju. Dia menyebut, AS dan Inggris tetap mempertahankan suku bunga rendah dan melanjutkan program pembelian aset.
"Sementara di Asia, China (Tiongkok, Red) dan Jepang juga melakukan kebijakan stimulus fiskal," katanya.
Chatib menyebut, berbagai stimulus tersebut tersebut akan mulai berdampak signifikan pada ekonomi global 2014, sehingga pertumbuhan ekonomi pun diproyeksi lebih tinggi.
"Namun, kita mesti tetap mewaspadai risiko tingginya utang serta implikasi pengetatan fiskal di Eropa," ucapnya. (owi/sof)
Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria mengatakan, perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan pada 2013 dan 2014.
"Tahun ini, ekonomi dunia diproyeksi tumbuh 3,1 persen dan tahun depan tumbuh lebih tinggi di level 4,0 persen," ujarnya melalui Economic Outlook terbaru yang diluncurkan OECD kemarin (29/5). Tahun lalu, perekonomian dunia hanya sanggup tumbuh 2,3 persen.
Menurut Gurria, laju pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih diwarnai deviasi antar beberapa kawasan. Dia menyebut, negara-negara maju yang tergabung dalam OECD masih harus berjuang keras untuk keluar dari jerat krisis.
Sehingga, laju pertumbuhan masih cukup lambat. Sebaliknya, emerging market atau pasar negara berkembang akan kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia.
Untuk negara kelompok OECD, tahun ini diproyeksi tumbuh 1,2 persen dan naik menjadi 2,3 persen pada 2014. Adapun negara non-OECD diproyeksi tumbuh 5,5 persen pada tahun ini dan 6,2 persen pada 2014.
"Tingginya angka pengangguran merupakan masalah paling serius yang dihadapi benyak negara saat ini," katanya.
Amerika Serikat (AS) yang hingga kini masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tahun ini diproyeksi bisa tumbuh 1,9 persen dan pada 2014 akan membaik ke level 2,8 persen.
Adapun perekonomian zona Euro hanya diproyeksi mampu tumbuh 0,6 persen tahun ini dan 1,1 persen pada 2014. Sementara itu, Jepang justru diproyeksi melemah dengan pertumbuhan ekonomi 1,6 persen tahun ini dan 1,4 persen pada 2014.
Jika dicermati, proyeksi terbaru dari OECD ini sebenarnya lebih pesimistis dibandingkan proyeksi World Economic Outlook yang dirilis lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2013 lalu.
Tahun ini, IMF memproyeksi ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 3,3 persen. Namun, pada 2014, IMF dan OECD kompak memproyeksi ekonomi dunia bakal tumbuh 4,0 persen.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pertumbuhan ekonomi global membawa pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi negara maju yang memiliki banyak pengaruh. "Selain mitra dagang utama, keduanya juga investor besar di Indonesia," jelasnya.
Menurut Chatib, pertumbuhan ekonomi global pada 2013 dan 2014 akan terbantu oleh kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara maju. Dia menyebut, AS dan Inggris tetap mempertahankan suku bunga rendah dan melanjutkan program pembelian aset.
"Sementara di Asia, China (Tiongkok, Red) dan Jepang juga melakukan kebijakan stimulus fiskal," katanya.
Chatib menyebut, berbagai stimulus tersebut tersebut akan mulai berdampak signifikan pada ekonomi global 2014, sehingga pertumbuhan ekonomi pun diproyeksi lebih tinggi.
"Namun, kita mesti tetap mewaspadai risiko tingginya utang serta implikasi pengetatan fiskal di Eropa," ucapnya. (owi/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertumbuhan Bisnis Mamin Melambat
Redaktur : Tim Redaksi