jpnn.com, JAKARTA - Syarifudin Tippe dikenal sebagai salah satu dari sedikit Perwira TNI yang punya karier gemilang serta paket kompetensi yang mumpuni.
"Beliau adalah seorang professor, artinya cerdas secara intelektual, beliau juga seorang TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal, sudah pasti beliau sangat cinta akan bangsa ini dan punya mental yang kuat, artinya beliau cerdas secara emosional, saya mengenal beliau juga sangat cerdas spiritual. Dia orang takwa, sholeh, dan dia adalah orang yang saya rekomendasikan untuk Indonesia Hebat di bidang pertahanan,” kata Ary Ginanjar, CEO ESQ Leardership Center, di Jakarta.
BACA JUGA: Syarifudin S. Pane, Si Pengungkap Praktik Curang di Rutan Salemba
Ary mengungkapkan, kecemerlangan Syarifudin Tippe muda ini terlihat sejak pertama kali menapaki karier sebagai anggota TNI yang penuh prestasi. Selama mengikuti pendidikan Suspa Mekani, Suspa Intelijen dan lainnya selalu menduduki rangking pertama atau kedua dari setiap kursus atau pendidikan yang dia ikuti. Dia juga berhasil mendapatkan predikat sebagai lulusan memuaskan di Seskoad Komparatif AS pada tahun 1991.
Karier militer Syarifudin (lahir 7 Juni 1953 di Sinjai, Sulawesi Selatan) cukup bersinar bintang kariernya sedari awal. Bakat dan kedisiplinan yang kuat tertanam dalam diri Syarifudin Tippe muda, membuatnya cukup mampu mendaki setiap tahapan kehidupan sepanjang karir militer dan intelektualnya.
BACA JUGA: Menhan Taliban Tewas Dibunuh Drone NATO
Karier milternya dimulai sebagai Komandan Peleton 2 Denzipur 6, Komandan Peleton 1 Denzipur 6, Kasitik Milum Pusdikzi, dan Danrem Kodam 1 Bukit Barisan.
Selain itu, berbagai penghargaan telah diterima Syarifudin seperti SL GOM VII Aceh, SUKS VIII, SUKS XVI, SUKS XXIV, Bintang Yudha Kartika, Bintang Kartika, Medali Kepeloporan serta berbagai penghargaan lainnya. Tugas keneragaan juga selalu dipenuhinya dengan semangat pengabdian yang tinggi. Dia Pernah menjabat sebagai Kepala staf Kodam Iskandar Muda tahun 2002-2003, Komandan Seskoad tahun 2003-2006, dan hingga menjabat sebagai Pejabat Sementara Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) dan akhirnya pada tahun 2011-2012 menjabat sebagai rektor Unhan.
Untuk Universitas Pertahanan, Syarifudin Tippe juga termasuk salah satu inisiator berdirinya Unhan. Gagasan pendirian Unhan oleh mantan Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso kemudian disambut baik oleh Presiden SBY dan mantan Menhan Prof.
Kemampuan Syarifudin Tippe dalam menangani daerah konflik juga sudah terbukti. Pada tahun 1976, ia terlibat langsung dalam operasi penumpasan PGRS Paraku dan pembangunan titik kuat di perbatasan Kalbar dan Malaysia, memimpin operasi Sadar rencong di Aceh pada 1999, menjabat sebagai wakil komandan operasi pemulihan keamanan pada 2001-2002, dan mendampingi Panglima TNI kala itu ke berbagai Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, China, Korea Selatan, ASEAN, Kairo, dan puncaknya adalah tatkala ia menjadi anggota Delegasi perundingan RI-GAM di Malaysia dan Helsinki, Finlandia pada tahun 2005.
Tak hanya itu, Syarifudin juga punya jaringan internasional yang luas. Selama berkarier sebagai Perwira TNI, ia seringkali mendapat penugasan pada forum-forum internasional seperti kunjungan studi banding ke Rajaratnam School of International Studies, Universty of Singapura, Kunjungan studi banding dan kerjasama US National Defense University Naval Postgraduate dan beberapa Negara bagiannya lainnya. Kerjasama dan studi banding ke berbagai Negara seperti China, jepang, Kanada, dan AS serta Australia.
Syarifudin Tippe juga punya hobi menulis. Salah satu karya master piece adalah buku Ilmu Pertahanan, Sejarah, Konsep, Teori dan Implementasi yang diterbitkan pada tahun 2017 lalu serta buku-buku lainnya.
Di tengah kesibukannya, Syarifudin Tippe masih menyempatkan diri untuk memberikan materi ceramah keagamaan di Masjid Al Muchtar Cipayung Jakarta setiap Sabtu dan Minggu pagi. (mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha