JAKARTA - Kebakaran yang terjadi di gedung Sekretariat Negara di kompleks Istana Negara, kemarin (21/3), tetap menyisakan pertanyaan. Arus pendek yang dianggap sebagai penyebab kebakaran, justru memunculkan kejanggalan.
Bekas Sekretaris Militer Kepresidenan, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengungkapkan, gedung Setneg itu sebenarnya belum lama kelar direhabilitasi dan direnovasi. "Jadi saluran-saluran listriknya tentu relatif baru," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/3).
Hasanuddin yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR itu merasa tahu betul pola pengamanan di lingkungan Istana. Misalnya, di bagian luar gedung Setneg ada pos pengawalan, sedangkan di dalam gedung masih ada petugas Unit Keamanan Dalam (UKD) yang siaga 24 jam.
Selain itu, di setiap sudut gedung juga ada alat pemadam kebakaran portable berbobot 10-20 Kg. Sementara hanya 50 meter dari Gedung Setneg, ada mobil pemadam kebakaran.
Selain itu, katanya, Setneg setiap tahun selalu menganggarkan tabung-tabung pemadam kebakaran portable. "Dan kebakaran terjadi masih dalam jam kerja. Pertanyaannya, ke mana para pengawal, petugas UKD dan pegawai yang belum waktunya pulang?" ucapnya.
Karenanya yang menjadi kekhawatiran Hasanuddin adalah tentang lemahnya manajemen pengawasan lingkungan Istana. "Lha kalau di istana sebagai tempat presiden bekerja saja bisa terbakar , lalu bagaimana di tempat-tempat lain?" ucap Sesmil era Presiden Megawati yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan itu.(ara/jpnn)
Bekas Sekretaris Militer Kepresidenan, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengungkapkan, gedung Setneg itu sebenarnya belum lama kelar direhabilitasi dan direnovasi. "Jadi saluran-saluran listriknya tentu relatif baru," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/3).
Hasanuddin yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR itu merasa tahu betul pola pengamanan di lingkungan Istana. Misalnya, di bagian luar gedung Setneg ada pos pengawalan, sedangkan di dalam gedung masih ada petugas Unit Keamanan Dalam (UKD) yang siaga 24 jam.
Selain itu, di setiap sudut gedung juga ada alat pemadam kebakaran portable berbobot 10-20 Kg. Sementara hanya 50 meter dari Gedung Setneg, ada mobil pemadam kebakaran.
Selain itu, katanya, Setneg setiap tahun selalu menganggarkan tabung-tabung pemadam kebakaran portable. "Dan kebakaran terjadi masih dalam jam kerja. Pertanyaannya, ke mana para pengawal, petugas UKD dan pegawai yang belum waktunya pulang?" ucapnya.
Karenanya yang menjadi kekhawatiran Hasanuddin adalah tentang lemahnya manajemen pengawasan lingkungan Istana. "Lha kalau di istana sebagai tempat presiden bekerja saja bisa terbakar , lalu bagaimana di tempat-tempat lain?" ucap Sesmil era Presiden Megawati yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan itu.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologis Kebakaran di Gedung Setneg
Redaktur : Tim Redaksi