DALAM enam edisi Piala Konfederasi sebelumnya, Brasil tak hanya menahbiskan diri sebagai tim tersukses (tiga gelar). Pemain Selecao - sebutan lain Brasil - juga menunjukkan pamor kebintangannya. Salah satunya dengan mendominasi award pemain terbaik (golden ball).
Nah, di Piala Konfederasi 2013, ekspektasi itu dibebankan di pundak Neymar. Striker 21 tahun tersebut harus meyakinkan publik Brasil jika dirinya bisa berpretasi bersama Selecao. Gelar Piala Konfederasi sekaligus modal memulai karir barunya di Eropa bersama Barcelona.
"Banyak orang menyebut Neymar merupakan representasi kekuatan Brasil saat ini dan dia harus membuktikan asumsi tersebut tidak salah," kata mantan striker Brasil Romario kepada Give Me Sport.
"Usianya memang terlalu muda untuk memikul ekspektasi yang begitu tinggi. Tapi, justru itulah yang akan menempa mentalnya sebagai pesepak bola yang lebih tangguh," imbuh kolektor tujuh gol di Piala Konfederasi itu.
Selain Neymar, sosok Mario Balotelli di Italia juga memiliki beban dan tekanan yang sama. Setelah performa menawan di pentas Euro 2012, sebut saja dua gol ke gawang Jerman di semifinal, aksi-aksi hebat dari Balotelli dinantikan Gli Azzurri -sebutan Italia - di Piala Konfederasi.
Sepanjang tahun ini, Balotelli telah mengoleksi 15 gol dari 17 laga baik bersama Azzurri maupun AC Milan.
"Mario masih 22 tahun dan haus prestasi. Dia bisa lebih baik lagi dari saat ini," kata Riccardo Montolivo, gelandang Italia yang juga rekan setim Balotelli di Milan, kepada La Stampa.
Sedangkan allenatore Italia Cesare Prandelli menilai popularitas Balotelli tak kalah dengan bintang dunia lainnya seperti Neymar. Popularitas Balotelli sekaligus menguntungkan Azzurri.
"Mario membuat laga Italia kembali ditonton banyak orang dan saya harap dukungan kepada kami akan mengalir di Brasil nanti," ungkapnya usai kemenangan 4-0 atas San Marino di Bologna (31/5).
Sekadar catatan, Neymar dan Balotelli pernah berhadapan dalam friendly internasional di Stade de Geneva pada 21 Maret lalu. Dalam laga yang berakhir 2-2 tersebut, Neymar membuat satu assist, sedagkan Balotelli menjaringkan satu gol. (dns/bas)
Nah, di Piala Konfederasi 2013, ekspektasi itu dibebankan di pundak Neymar. Striker 21 tahun tersebut harus meyakinkan publik Brasil jika dirinya bisa berpretasi bersama Selecao. Gelar Piala Konfederasi sekaligus modal memulai karir barunya di Eropa bersama Barcelona.
"Banyak orang menyebut Neymar merupakan representasi kekuatan Brasil saat ini dan dia harus membuktikan asumsi tersebut tidak salah," kata mantan striker Brasil Romario kepada Give Me Sport.
"Usianya memang terlalu muda untuk memikul ekspektasi yang begitu tinggi. Tapi, justru itulah yang akan menempa mentalnya sebagai pesepak bola yang lebih tangguh," imbuh kolektor tujuh gol di Piala Konfederasi itu.
Selain Neymar, sosok Mario Balotelli di Italia juga memiliki beban dan tekanan yang sama. Setelah performa menawan di pentas Euro 2012, sebut saja dua gol ke gawang Jerman di semifinal, aksi-aksi hebat dari Balotelli dinantikan Gli Azzurri -sebutan Italia - di Piala Konfederasi.
Sepanjang tahun ini, Balotelli telah mengoleksi 15 gol dari 17 laga baik bersama Azzurri maupun AC Milan.
"Mario masih 22 tahun dan haus prestasi. Dia bisa lebih baik lagi dari saat ini," kata Riccardo Montolivo, gelandang Italia yang juga rekan setim Balotelli di Milan, kepada La Stampa.
Sedangkan allenatore Italia Cesare Prandelli menilai popularitas Balotelli tak kalah dengan bintang dunia lainnya seperti Neymar. Popularitas Balotelli sekaligus menguntungkan Azzurri.
"Mario membuat laga Italia kembali ditonton banyak orang dan saya harap dukungan kepada kami akan mengalir di Brasil nanti," ungkapnya usai kemenangan 4-0 atas San Marino di Bologna (31/5).
Sekadar catatan, Neymar dan Balotelli pernah berhadapan dalam friendly internasional di Stade de Geneva pada 21 Maret lalu. Dalam laga yang berakhir 2-2 tersebut, Neymar membuat satu assist, sedagkan Balotelli menjaringkan satu gol. (dns/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Trio Persib Bandung Tampil Lawan Belanda
Redaktur : Tim Redaksi