Ekspor Buah Indonesia Hanya 5 Persen

Jumat, 03 Februari 2017 – 02:54 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Produksi buah-buahan domestik yang terus menurun membuat petani harus bisa meningkatkan produktivitas.

Tanpa upaya itu, derasnya pasokan buah impor akan sulit dikurangi.

BACA JUGA: Lutfi Bansir, Lahirkan 170 Jenis Nangka dan 40 Macam Durian

Salah satu yang bisa ditempuh adalah menerapkan pembungaan awal agar bisa panen buah di luar musim.

Regional Sales Manager Region East Java PT Syngenta Indonesia Nur Hidayat menyatakan, selama ini yang menjadi kendala bagi produksi buah di dalam negeri adalah volume produksi yang tidak stabil.

”Jika musim panen, produksi buah akan meningkat. Tetapi kalau di luar musim panen, produksinya akan turun. Selain itu, harganya akan anjlok saat panen dan melonjak saat di luar musim,” ujarnya, Rabu (1/2).

Dia mencontohkan, harga pasar mangga bisa merosot Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram.

”Kami harus bisa menyiasatinya dengan memaksimalkan produksi mangga di luar musim dengan teknologi tertentu, yakni pembungaan awal,” ujar Nur.

Teknologi pembungaan awal dilakukan dengan pemakaian bertahap zat pengatur tumbuh (ZPT).

Untuk buah mangga, pohon yang tidak terawat hanya dapat menghasilkan 20 kg buah per pohon.

Padahal, rata-rata pohon mangga bisa menghasilkan 40 kg buah per pohon. Produksi buah mangga di Indonesia setiap tahun cenderung merosot.

Pada 2014 luas panen buah mangga mencapai 268.053 hektare.

Angka tersebut menurun 26,32 persen pada 2015 menjadi 197.502 hektare.

Di Jawa Timur juga terjadi penurunan luas lahan 26,32 persen.

Luas lahan tanaman mangga di Jatim pada 2014 mencapai 102.820 hektare.

Angka tersebut turun menjadi 79.808 hektare pada 2015.

Padahal, Indonesia merupakan produsen mangga terbesar keempat di dunia dengan hasil panen sebesar 2,4 metrik ton per tahun.

Dari angka tersebut, Jawa Timur berkontribusi 60 persen.

”Saat musim panen, kami bahkan bisa ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tetapi, angka ekspornya memang masih minim, yakni sekitar lima persen,” ujarnya.

Potensi ekspor buah tropis dari Indonesia pun bisa dimaksimalkan jika suplai buah di dalam negeri bisa lebih stabil.

Indonesia yang beriklim tropis memiliki keuntungan untuk menjadi pengekspor buah.

Volume ekspor buah lokal Indonesia pada 2015 mencapai 68.556 ton dengan nilai ekspor USD 37,7 juta.

Sayang, volume impor buah masih lebih besar, yakni mencapai 344.221 ton atau senilai USD 534,83 juta. (vir/c10/sof)

 


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Buah  

Terpopuler