''Train start up baru kita laksanakan Februari dan pengapalan pertama dilaksanakan Mei,'' ujar Kepala BP Migas Priyono dalam paparan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla di lokasi kilang gas alam cair Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, kemarin.
Meski awalnya direncanakan akhir tahun ini kilang sudah berproduksi, Priyono membantah bahwa BP Plc, kontraktor bagi hasil BP Migas, terlambat melaksanakan tugas
BACA JUGA: 15 Januari, Harga BBM Ditinjau Ulang
''Kalau dihitung sejak masa konstruksi, waktu empat tahun hingga pengapalan perdana itu termasuk cepat,'' kilahnya.Kilang gas alam cair Tangguh berada di Teluk Bintuni di leher kepala burung Papua
BACA JUGA: Tahun Baru, Stok BBM Aman
Kilang tersebut berdiri di bekas permukiman warga di Tanah MerahBACA JUGA: BEI Realistis Menatap 2009
''Kawasan kilang harus steril karena kami tidak menginginkan kejadian yang sama dengan tambang Freeport di Timika,'' terang Priyono.Pembangunan kilang menghabiskan USD 5 miliar dengan dana pembangunan fasilitas senilai USD 2,1 miliar''Artinya, biaya pembangunan fasilitas hanya Rp 280 per ton elpiji yang diproduksi,'' paparnyaBiaya operasi kilang diperkirakan USD 200 juta per tahun atau Rp 26 per tonDengan deposit terbukti 14,1 triliun kaki kubik, Tangguh pada 2009 baru memproduksi 196,8 billion British thermal unit (BBTU) atau sekitar 57 kargo.
Proses sampingnya menghasilkan kondensat 1,057 juta barel per hari atau sekitar 11 kargo ekspor''Kami proyeksikan Tangguh menghasilkan 7,6 miliar kaki kubik gas alam cair per tahun mulai 2011,'' katanyaPriyono menjelaskan, pada tahun depan dilakukan drilling di 1.273 sumur gas senilai USD 3.730 juta yang dilakukan 53 kontraktor KKS.
Selain itu, dilakukan pembangunan fasilitas produksi USD 2.853,7 juta, operasional produksi USD 4.724,4 juta, dan administrasi umum USD 1.636,1 juta''Total USD 12.944,8 juta rencana proyek diajukan 53 di antara 64 kontraktor KKS produksi BP Migas,'' paparnya.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintah BP Migas dan Dirjen Migas Departemen ESDM dalam tiga bulan sudah merampungkan pembuatan kajian awal (preliminary study) pembangunan kawasan industri petrokimia di TangguhMenurut dia, pemerintah menginginkan produksi dari train ketiga kilang Tangguh sudah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia.
''Selain pabrik pupuk, presiden menginginkan industri petrokimia terpadu di TangguhItu penting agar ada nilai tambah sehingga kita tidak jualan gas saja,'' katanya.(noe/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Porsi Lokal Ciut, Asing Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi