Ekspor ke Jepang Meningkat pada Kuartal III

Rabu, 23 Maret 2011 – 03:03 WIB

JAKARTA - Ekspor ke Jepang akan terganggu di tiga bulan pertama pascabencana gempa dan tsunami yang melanda negara tersebutNamun, pada tahap pemulihan di kuartal ketiga, ekspor ke Jepang akan meningkat tajam seiring kebutuhan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan hal tersebut di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/3)

BACA JUGA: 2012, Pembangkit di Jawa Bebas BBM

Mari mengatakan, berdasarkan pengalaman gempa Kobe 1995, volume perdagangan dengan Jepang langsung menurun
Namun langsung melonjak begitu memasuki masa rekonstruksi.

?Biasanya kuartal kejadian itu terjadi dia turun

BACA JUGA: Klaim Surplus, Impor Beras Jalan Terus

Tetapi begitu masuk tahap rekonstruksi dia naik karena dia butuh barang untuk rekonstruksi," kata Mari
Dia menambahkan, komoditas yang dibutuhkan Jepang antara lain energi, besi dan baja, kayu, peralatan rumah tangga, hingga furnitur

BACA JUGA: Relokasi Pembangkit Tak Terkait PON

"Peluang ada di rekonstruksi," kata MariRekonstruksi pascabencana diperkirakan akan dimulai kuartal ketiga tahun ini.

Mari mengatakan, Prefektur Miyagi dan Iwate yang dilanda gempa dan tsunami, hanya 6 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) JepangSebagai perbandingan, Kobe di 1995 mencakup 12 persen dari perekonomian JepangNamun, kata Mari, yang perlu diwaspadai adalah potensi dampak radioaktif akibat kerusakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima.

"Kita pantau terusKita sedang melakukan assessment, termasuk minta masukan dari atase perdagangan yang ada di Tokyo," kata MariPihaknya juga memanggil asosiasi-asosiasi usaha untuk meminta pendapat tentang dampak bisnis pascagempa dan tsunami Jepang.

Mengenai kemungkinan dampak radioaktif pada produk makanan asal Jepang, Mari berjanji akan terus meningkatkan pengawasan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)Mari mengatakan, untuk setiap bahan makanan terutama yang segar, harus ada sertifikat analisis

"Di situ kita akan lihat, membahayakan konsumen atau tidakItu terutama utk produk yg dikirim sejak maret," kata Mari

Gempa berkekuatan 9,0 pada Skala Richter memang telah merusak beberapa reaktor di fasilitas pembangkit di negeri Matahari Terbit itu.  Sebelumnya Ekonom Bank Dunia di Indonesia Shubham Chaudhuri mengatakan, gempa Jepang berpeluang mendatangkan keuntungan bagi Indonesia

Dengan kerusakan PLTN, Jepang membutuhkan gas dan batu bara dalam jumlah banyak"Indonesia adalah eksportir gas dan batu bara terbesar," katanya(sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Terus Tekan Jumlah Byar-Pet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler