JAKARTA - Industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun terakhir makin bersinar. Tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga di luar negeri (ekspor). Bahkan, dalam tiga tahun ke depan nilai ekspor mobil diperkirakan melonjak dari saat ini USD 4,5 miliar (sekitar Rp 50 triliun) menjadi USD 9 miliar (sekitar Rp 100 triliun).
"Ekspor otomotif Indonesia tumbuh jauh lebih kencang daripada yang diperkirakan. Produksi terus dipacu, demikian pula ekspornya. Kalau sekarang ini nilai ekspornya USD 4,5 miliar, mungkin pada 2017 bisa dua kali lipat menjadi USD 9 miliar. Jadi, pelabuhan harus siap-siap," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Jakarta kemarin (8/4).
Lutfi menambahkan, sektor otomotif memberi kontribusi signifikan dari total ekspor Indonesia per tahun. Tahun ini total ekspor Indonesia ditargetkan USD 200 miliar.
"Peningkatan ekspor sangat mungkin terjadi jika melihat kondisi saat ini Toyota double capacity, Daihatsu triple capacity, dan Honda double capacity. Artinya, perkembangan mereka tinggi sekali," ujarnya.
Lutfi menambahkan, Jepang sudah berinvestasi hingga USD 4,7 miliar di sektor otomotif. Dari jumlah itu, yang paling besar investasinya di Toyota dan Daihatsu. "Bahkan, produksi mobil Daihatsu di Indonesia saat ini jauh lebih besar daripada di Jepang sendiri. Peningkatan produksi akan terjadi pada 2016 on board dan tentu saja diekspor," tambahnya.
Saat ini kapasitas terminal mobil di Pelabuhan Tanjung Priok sudah penuh. Hal ini akan semakin parah jika produksi dan ekspor para pabrikan mobil di Indonesia semakin meningkat, tapi tak diimbangi infrastruktur pendukungnya. "Saya minta pengembangan pelabuhan tidak boleh berhenti karena ekspor otomotif kita akan menjadi primadona ke depan," tambahnya.
Merujuk data PT Pelindo II (Persero), setiap minggu Indonesia mengekspor 700 unit Nissan Juke, 400 unit Honda Freed, 100 unit Chevrolet Spin, dan 100 unit Nissan Grand Livina. Kemudian, 150 unit Toyota Yaris, 150 unit Toyota Wigo, 400 unit Toyota Fortuner, dan 400 unit Suzuki APV. "Infrastruktur pelabuhan harus diperhatikan sehingga bisa menunjang ekspor yang efisien bagi semua produk," tegasnya.
Pascakrisis ekonomi, kata Lutfi, saat ini perekonomian Indonesia seperti bangun dari tidur hingga mampu menempati posisi nomor 16 terbesar di dunia. Salah satunya didorong sektor otomotif. "Pertumbuhan sektor otomotif akan semakin mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan lebih besar daripada sekarang," ungkapnya.
Karena itu, Lutfi berharap agar proyek pengembangan dan perbaikan infrastruktur menjadi prioritas agar perdagangan antarpulau maupun antarnegara berjalan dengan baik. "Bandara kita (Bandara Soekarno-Hatta) sekarang menjadi nomor delapan terbesar di dunia dengan melayani 60 juta orang per tahun. Dengan melihat perkembangan terakhir, saya yakin pelabuhan akan sama juga," jelasnya. (wir/c2/oki)
BACA JUGA: Tigerair Mandala Bagikan Voucher Perjalanan Rp 10 Juta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Grup Djarum Kantongi Rp 1,39 T
Redaktur : Tim Redaksi