Ekspor Rendah, BI Koreksi Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 21 Juni 2017 – 07:32 WIB
Bank Indonesia. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan kedua dari 5,2 menjadi 5,1 persen.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Perry Warjiyo, koreksi dilakukan karena pertumbuhan ekspor pada kuartal kedua diprediksi lebih rendah dibandingkan kuartal pertama.

BACA JUGA: Mudik Dorong Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi di Daerah

’’Beberapa indikator menunjukkan pertumbuhan ekonomi belum naik secara cepat seperti yang kami perkirakan. Pertama, volume ekspor pada kuartal kedua lebih rendah dari kuartal pertama,’’ papar Perry di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (20/6).

Pada kuartal pertama lalu, pertumbuhan ekspor secara riil masih tinggi, yakni delapan persen.

BACA JUGA: Ekonomi Membaik, Devisa Tertinggi Sepanjang Sejarah

Namun, hingga akhir triwulan kedua, pertumbuhan ekspor hanya mencapai tujuh persen.

Selain ekspor, BI menyoroti pertumbuhan investasi. Pertumbuhan investasi bangunan seperti infrastruktur dan konstruksi diperkirakan masih positif.

BACA JUGA: Sambut Lebaran, BI Malut Siapkan Rp 700 Miliar

Namun, pertumbuhan non-bangunan tidak setinggi perkiraan BI.

’’Masih 4–5 persen, lah, yang non-bangunan. Hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dari semula bisa 5,1–5,2 persen jadi sekitar 5,1 persen,’’ lanjutnya.

Menurut Perry, pertumbuhan sektor konsumsi masih akan positif.

Pada kuartal kedua, BI memperkirakan pertumbuhan konsumsi sekitar lima persen. Salah satu pendorongnya adalah konsumsi pada puasa dan Lebaran yang melonjak.

”Sebetulnya semua trennya naik, tapi kenaikannya tidak setinggi yang kami harapkan. Konsumsi masih sekitar lima persen, padahal biasanya pada kuartal kedua bisa 5,1 persen,’’ urainya.

Karena itu, BI berharap sejumlah stimulus yang diberikan pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

’’Konsumsi swasta akan terdorong naik kalau ada stimulus pemerintah atau kenaikan ekspor,’’ jelasnya.

Meski demikian, Perry masih optimistis pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun masih berada di kisaran 5–5,2 persen.

Stimulus pemerintah diprediksi berpengaruh pada kuartal ketiga dan keempat. Selain itu, belanja pemerintah terakselerasi pada kuartal ketiga.

’’Belanja pemerintah ini bisa mendorong investasi swasta, khususnya non-bangunan. Ekspor juga naik, tapi tingkat kenaikan tidak setinggi yang kami harapkan,’’ pungkas Perry. (agf/ken/c17/c7/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Lebaran, BI Mesti Perbanyak Tempat Penukaran Uang


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler