jpnn.com, YERUSALEM - Perjanjian Ibrahim atau Abraham Accords yang ditandatangani pada 15 September 2020 berkontribusi penting pada peningkatan ekspor industri pertahanan Israel ke negara-negara Arab.
Abraham Accords yang diteken Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, di Washington DC, Amerika Serikat, merupakan kesepakatan tentang normalisasi hubungan di antara negara-negara yang meratifikasinya.
BACA JUGA: Israel Gelar Pertemuan di Al Aqsa, Palestina Murka
Dua tahun sejak kesepakatan itu ditandatangani, Israel tidak hanya merasa makin nyaman, tetapi juga diuntungkan secara ekonomi.
Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan nilai ekspor industri senjatanya selama 2022 mencapai USD 12.556. Sebanyak 25 persen dari angka itu berasal dari negara-negara Arab.
BACA JUGA: Susunan Pemain Indonesia vs Palestina: Rafael Struick jadi Starter
Menurut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, data tersebut menunjukkan negeri Yahudi itu memiliki kemampuan dan kekuatan teknologi yang luar biasa.
"Melalui kreativitas dan inovasi dari lembaga pertahanan Israel dan Kementerian Pertahanan, kami tidak hanya mengungguli musuh kami, tetapi juga mempertahankan keunggulan kualitatif kami,” ujarnya, Rabu (14/6).
BACA JUGA: China: Hei Israel, Setop Mencaplok Tanah Palestina!
Laporan itu menyebut kenaikan ekspor industri pertahanan Israel meningkat 50 persen dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Volume penjualannya pun melonjak dua kali lipat dari dekade lalu.
Alutsista buatan Israel, antara lain rudal, roket, dan sistem pertahanan, porsinya mencapai 19 persen dari total ekspor industri pertahanannya.
Adapun porsi penjualan drone atau pesawat nirawak ke mancanegara mencapai 25 persen dari keseluruhan ekspor alutsistanya.
Selanjutnya, penjualan radar dan peranti peperangan elektronik mencapai 13 persen.
Porsi ekspor industri pertahanan Israel ke negar-negara di wilayah Asia Pasifik mencapai 30 persen. Adapun porsi penjualan ke negara di Eropa menembus 29 persen, sedangkan untuk Amerika Utara di angka 11 persen.
Menurut Dirjen Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan Israel Brigjen (Purn) Yair Kulas, selain adanya Abraham Accords, perubahan geostrategis di Eropa dan Asia telah menghasilkan permintaan tinggi terhadap alutsista buatan negeri berpenduduk mayoritas Yahudi itu.
"Kementerian Pertahanan secara aktif berkolaborasi dengan industri pertahanan Israel untuk secara kontunyi meningkatkan skop ekspor pertahanan," ujarnya. (JPost/JPNN.com)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi