jpnn.com, BANDUNG - Eksportir yang bergerak di bidang perberasan menyebutkan, pangsa pasar beras ketan hitam organik Indonesia masih terbuka luas. Oleh karena itu, pengembangan budidaya beras tersebut memiliki potensi besar untuk kebutuhan ekspor.
Hal ini disampaikan oleh Cecep yang merupakan eksportir PT Sejati Makmur. Dia mengaku sudah mengekspor beras ketan hitam sejak tahun 2011 ke Singapura.
BACA JUGA: Kementan Optimistis Target Swasembada Daging Sapi 2026 Tercapai
Menurut Cecep, pada bulan September ini perusahaannya telah mengekspor 22,5 ton ke Singapura. Adapun targetnya tahun ini bisa sampai 200 ton seperti halnya tahun-tahun sebelumnya.
"Selama ini saya ambil dari Cipinang harganya Rp 21 ribu per kg, baru kami packing kemasannya,” kata dia ketika bertemu Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi di Desa Cipeujeuh Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jumat (20/9)
BACA JUGA: Kementan: Sistem Pembelian Tebu Bikin Petani dan Pabrik Gula Semakin Maju
Cecep mengatakan, beras ketan hitam di Bandung terkenal terbaik karena wanginya. Untuk dari segi bentuk memang lebih kecil, yang bulirnya lebih besar itu produksi dari Garut.
Namun pihaknya kadang melakukan mix antara Garut sama Bandung, karena memang pasar luar sukanya yang bulirnya mengkilap dan besar.
BACA JUGA: Hasilkan Beras Organik Kualitas Ekspor, Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT
"Untuk mendukung hal itu, di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setidaknya harus ada color sorter yang bisa menyaring warna dan polisher untuk mengkilapkan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebut bahwa Kementan saat ini sebagai penjembatan antara petani dan eksportir agar bisa memperpendek rantai pemasaran. Oleh sebab itu, Suwandi meminta petani bermitra dan diperluas pasarnya. "Harga ketan hitam sudah tinggi dan bagus, tinggal benahi profesionalitas kelompoktaninya," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika menyambut baik apa yang diinginkan para eksportir. Bahkan pihaknya berencana mengembangkan beras khusus, seperti beras organik, beras hitam, beras merah, basmati dan japonica. "Mitra sudah datang, tinggal bagaimana memperpendek jalur pemasaran," katanya.
Perlu diketahui petani di Kabupaten Bandung ada luas pertanaman beras ketan hitam sekitar 840 hektare dengan varietas lokal. Provitas rata-rata tercatat 5,5 ton sampai 7 ton per hektare. Harga saat ini sekitar Rp 8 ribu gabah kering panen dan harga berasnya Rp 20 ribu per kilogram. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan