jpnn.com, SAMARINDA - Indra Suyanto warga Jalan Wijaya Kesuma X, RT 17, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Kaltim, ditemukan tewas dengan posisi tergantung, Selasa (9/10) pagi.
Tubuh pria kurus itu, terbujur kaku tergantung di ruang tengah sekaligus kamar tidur. Leher pria 30 tahun itu terjerat tali ayunan anaknya. Ela, 25, istri Indra, langsung menangis histeris. Indra masih berstatus sebagai suaminya meski tak tinggal satu rumah.
BACA JUGA: Ngeri...Setiap Tahun Ada 800 Ribu Orang Bunuh Diri
Sudah empat bulan hubungan rumah tangga pasangan suami istri (pasutri) itu kurang harmonis.
Sejak rumah tangga mereka diterpa badai masalah, ibu rumah tangga (IRT) itu memilih tinggal bersama sepupunya di bangsal lain yang masih berdempetan dengan bangsal suaminya.
BACA JUGA: Coba Bunuh Diri karena Merasa Dicueki Istri
Tak dinyana, pria yang dikenal ramah dan murah senyum itu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Padahal, sejam sebelumnya, pukul 08.00 Wita, Indra sempat menelepon Ela, meski belum terungkap apa yang dibicarakan Ela dan Indra.
Di saat suasana duka yang membuat warga sekitar gempar, Ela menemukan secarik kertas berisi wasiat dan permintaan maaf serta ungkapan hati Indra yang lama dipendamnya.
BACA JUGA: Bu Siti Naik ke Lantai 2 Rumah, Astaga Anaknya
Dalam surat yang ditemukan tak jauh dari tubuh Indra itu tertulis, "Aku minta maaf sama semua yang pernah aku sakitin. Terutama sama orangtua aku. Ibu almarhum bapak dan semua. Ela, maaf ya aku sudah terlalu banyak menyakiti kamu. Kamu jaga ya anak-anak aku, Zacky sama Sasha. Aku juga minta maaf sama Mas Ely, dia sudah banyak bantu aku. Meskipun aku sering menyusahkan Mas Ely. Aku begini karena aku sudah tidak kuat berpikir sendiri. Tidak ada tempat mengeluh. Mau jadi lebih baik, tapi tidak ada orang yang meyakini niat aku. Semua hanya bisa menyalahkan saja. Zacky dan Sasha, ayah sayang kalian nak. Mungkin dengan aku ikut bapak aku. Aku bisa tenang, bisa tenang. Cuma bapak yang bisa mengerti aku".
Secarik kertas yang ditemukan itu disita polisi yang datang setelah jasad Indra diturunkan oleh warga yang selanjutnya dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Sjahranie untuk dilakukan visum. Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Iptu Yunus Kelo menuturkan, awal mula ditemukannya Indra yang tewas dengan cara gantung diri itu ketika Ela datang hendak mengantarkan sarapan kepada Indra.
"Meski mereka tidak tinggal serumah, tapi Indra tetap diurus oleh istrinya (Ela),” sebut Yunus saat dihubungi Kaltim Post (Jawa Pos Group)) melalui sambungan telepon.
Bahkan malam sebelum ditemukan gantung diri, lanjut Yunus, Ela sempat mengantarkan Indra berobat ke dokter karena mengeluh sakit di bagian perut dan ulu hatinya. Karena pintu bangsal yang dihuni Indra terkunci, Ela lantas mengetuk.
Berulang kali diketuk dengan memanggil nama suaminya, Ela tak kunjung mendapat jawaban. "Istrinya bersama warga mendobrak pintu bangsal, dan mendapati Indra sudah tergantung," sambung Yunus.
Dari hasil identifikasi jenazah Indra, polisi tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan selain jejas merah di leher Indra yang disebabkan terjerat tali karena gantung diri.
Motif sementara karena masalah rumah tangga berdasarkan surat wasiat yang didapat di tempat kejadian perkara (TKP). (*/dra/riz/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gantung Diri Karena Depresi Menganggur
Redaktur & Reporter : Soetomo