JAKARTA - Secara umum, tingkat elektabilitas calon presiden 2014 terus naik. Meningkatknya angka elektabilitas ini berbeda antara satu calon dengan calon yang lainnya.
Iklan di televisi dan program roadshow yang terus turun ke bawah berhasil meningkatkan angka elektabilitas Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie. Tingkat elektabilitas Aburizal Bakrie pun naik dari 7,36 persen menjadi 10,3 persen.
Di saat yang sama, elektabilitas Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, juga naik dari 13,16 persen pada Oktober 2012 menjadi 17,2 persen. Hal ini karena persepsi dan kepercayaan publik pada PDI Perjuangan dan Megawati semakin positif.
"Sementara nama wiranto menjadi pilihan publik dengan elektabilitas 3,3 persen setelah berhasil menarik Harry Tanoe masuk ke dalam Hanura serta iklan dan pemberitaan yan mulai massif lewat media massa milik Harry tanoe," kata Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei (INES), Sudrajat Sacawisastra, Minggu (7/3).
Sementara itu, nama Sutiyoso pun mulai diperhitungkan lagi. Setelah PKPI dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2014, angka elektabilitas Sutiyoso menjadi 0,7 persen, dari sebelumnya tidak diperhitungkan sama sekali.
Menurut Sudrajat, survei ini dilakukan kepada seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum sebanyak 6.000 responden, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau yang sudah menikah. Sementara jumlah sampel yang dapat dianalisis adalah 5.989.
"Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih," ungkap Sudrajat.
Sementara itu, Sudrajat melanjutkan, tingkat kepercayaan survei yang digelar pada 18-30 Maret ini adalah 98 persen, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,5 persen. (ysa/rmol)
Iklan di televisi dan program roadshow yang terus turun ke bawah berhasil meningkatkan angka elektabilitas Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie. Tingkat elektabilitas Aburizal Bakrie pun naik dari 7,36 persen menjadi 10,3 persen.
Di saat yang sama, elektabilitas Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, juga naik dari 13,16 persen pada Oktober 2012 menjadi 17,2 persen. Hal ini karena persepsi dan kepercayaan publik pada PDI Perjuangan dan Megawati semakin positif.
"Sementara nama wiranto menjadi pilihan publik dengan elektabilitas 3,3 persen setelah berhasil menarik Harry Tanoe masuk ke dalam Hanura serta iklan dan pemberitaan yan mulai massif lewat media massa milik Harry tanoe," kata Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei (INES), Sudrajat Sacawisastra, Minggu (7/3).
Sementara itu, nama Sutiyoso pun mulai diperhitungkan lagi. Setelah PKPI dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2014, angka elektabilitas Sutiyoso menjadi 0,7 persen, dari sebelumnya tidak diperhitungkan sama sekali.
Menurut Sudrajat, survei ini dilakukan kepada seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum sebanyak 6.000 responden, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau yang sudah menikah. Sementara jumlah sampel yang dapat dianalisis adalah 5.989.
"Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih," ungkap Sudrajat.
Sementara itu, Sudrajat melanjutkan, tingkat kepercayaan survei yang digelar pada 18-30 Maret ini adalah 98 persen, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,5 persen. (ysa/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelunasan BPIH Mulai Mei
Redaktur : Tim Redaksi