"Bila elektabilitas Aburizal Bakrie tidak naik secara signifikan, maka perlu pembicaraan lebih lanjut di internal Partai Golkar," kata Akbar Tandjung, di Jakarta, Rabu (21/11).
Soal perlunya mencermati elektabilitas, kata Akbar, karena Ical -panggilan Aburizal- juga sudah melontarkan hal sama. "Dia (Ical,red) juga sebut-sebut soal elektabilitas minimal 20 persen itu," kata Akbar.
Jika elektabilitas Ical jeblok, maka bukan tak mungkin Golkar akan mengubah keputusan Rapimnas tentang penetapan capres. "Atau, ada pemikiran lainnya tentang calon presiden Partai Golkar dalam Pilpres 2014 mendatang," imbuh Akbar.
Proa asal Sibolga yang pernah menjadi Ketua Umum Golkar itu menambahkan, cukup satu tahun saja waktu yang dibutuhkan untuk mengukur elektabilitas Ical. "Dia deklarasi sebagai calon presiden dari Partai Golkar itu sekitar Juli 2012 yang lalu. Berarti Juli 2013 sudah pantas untuk diukur kembali elektabilitas capres Golkar itu," ujarnya.
Bagi Akbar, hal yang tak kalah penting adalah penguatan institusi partai menghadapi pemilu legislatif 2014. "Penguatan partai itu sangat penting karena partai itu baru bisa mengusung capresnya sendiri kalau meraih 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara pemilih," kata Akbar.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Citra Parpol Jeblok, Media Disalahkan
Redaktur : Tim Redaksi