jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto menyarankan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Politikus PDIP Puan Maharani tidak memusingkan hasil survei Charta Politika Indonesia tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.
Adapun survei itu menunjukkan elektabilitas Airlangga dan Puan belum tinggi meskipun ada upaya pemasangan baliho secara masif milik kedua tokoh tersebut.
"Bikin survei sendiri saja, pasti perolehan suaranya meroket," kata Satyo melalui layanan pesan, Jumat (13/8).
Menurut eks aktivis '98 itu, baliho pada dasarnya menyasar sisi popularitas dan tidak berkolerasi dengan elektabilitas.
BACA JUGA: Baliho Politikus Bertebaran, Ganjar: Kayaknya Ora Pantes Ngomong Kuwi
Airlangga dan Puan tinggal memasang baliho yang banyak jika popularitas keduanya belum baik.
"Gampang, kok, caranya. Jika masih kurang populer, artinya balihonya kurang banyak," ujar Satyo.
BACA JUGA: Survei Charta: Elektabilitas Tertinggi Didominasi Kepala Daerah hingga Menteri
Charta Politika Indonesia sebelumnya mengeluarkan survei nasional tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.
Satu di antara hasil survei tentang elektabilitas tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024.
Dari survei itu bisa terlihat bahwa kampanye menggunakan baliho yang masif dilakukan pimpinan parpol belakangan ini tidak efektif.
Dalam simulasi sepuluh nama misalnya, tokoh yang namanya mulai masif terpampang di baliho seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, bukan pemilik elektabilitas tertinggi.
Nama keduanya masing-masing menempati posisi dua terbawah di dalam simulasi sepuluh nama tokoh potensial maju sebagai Capres 2024.
Survei Charta Politika Indonesia mencatat elektabilitas Puan Maharani dari simulasi sepuluh nama hanya 1,4 persen dan Airlangga mengantongi satu persen.
"Ternyata ketika diuji di sepuluh nama, berada di peringkat terbawah," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat membeberkan hasil survei secara daring, Kamis (12/8).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengantongi elektabilitas tertinggi dengan 20,6 persen di dalam simulasi sepuluh nama.
Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengantongi elektabilitas sebesar 17,8 persen.
Berturut-turut setelah itu ada nama Prabowo Subianto (17,5 persen), Sandiaga Uno (7,7 persen), Ridwan Kamil (7,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), Tri Rismaharini (3,2 persen), dan Erick Thohir (1,8 persen).
Survei Charta Politika Indonesia dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan 1.200 responden.
Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Natalia
Reporter : Aristo Setiawan