Elektabilitas PDIP & Gerindra Stagnan, NasDem Terseret Efek Ekor Jas Anies Baswedan

Rabu, 30 November 2022 – 11:30 WIB
Hasil survei terbaru Charta Politika tentang elektabilitas partai politik yang dipaparkan pada Selasa, 29 November 2022. Foto/grafis: Charta Politika

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai elektabilitas Anies Baswedan membawa efek ekor jas atau coattail effect pada tingkat keterpilihan Partai NasDem.

Penilaian itu didasarkan pada hasil survei terbaru Charta Politika pada 4-14 November 2022 yang dirilis kemarin (29/11).

BACA JUGA: Survei Charta: PDIP Berpotensi Ditinggalkan Pemilih Jika Tak Usung Ganjar

Hasil survei terhadap 1.200 responden itu menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih memiliki elektabilitas tertinggi.

"PDI Perjuangan masih memimpin dengan angka 21,7 persen," ujar Yunarto dalam jumpa pers daring untuk memaparkan temuan Charta Politika tersebut.

BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Masih Berada di Puncak Setelah NasDem Deklarasikan Anies

Di bawah PDIP ada Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,5 persen. Adapun Golkar yang memiliki tingkat keterpilihan 9,8 persen berada di peringkat ketiga.

"Tiga besar, PDIP, Gerindra, dan Golkar dalam dua bulan ini mengalami stagnasi," tutur Yunarto.

BACA JUGA: PKB dan Golkar Pantas Mengusung Ganjar Kalau PDIP Tidak Mau

Di luar tiga besar itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 8,5 persen berada di peringkat keempat.

Selanjutnya secara berurutan ialah Partai Demokrat (7,3 persen), Partai Keadilan Sejahtera (6,9 persen), Partai NasDem (6 persen), Partai Amanat Nasional (4 persen), dan Partai Persatuan Pembangunan (3,6 persen).

"PAN ini pertama kali dalam survei kami sudah melewati angka parliamentary threshold, sedangkan PPP belum mencukupi," kata Yunarto.

Adapun parpol nonparlemen yang terlihat memiliki elektabilitas mendekati parliamentary threshold ialah Partai Perindo. Parpol pimpinan Hary Tanoesoedibjo itu memiliki elektabilitas 2,5 persen.

Selanjutnya, terdapat sejumlah parpol dengan elektabilitas di bawah 1 persen, antara lain, Partai Solidarits Indonesia (0,5 persen), Partai Bulan Bintang (0,5 persen), Partai Hanura (0,4 persen), Partai Republiku Indonesia (0,2 persen), Partai Gelora (0,2 persen), Partai Buruh (0,2 persen), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (0,1 persen), dan Partai Garuda (0,1 persen).

"Masih ada 13 persen (responden) yang tidak tahu atau tidak menjawab," tutur Yunarto.

Secara khusus, Totok -panggilan akrab Yunarto- mengulas elektabilitas NasDem yang menanjak.

Elektabilitas partai pimpinan Surya Paloh itu meningkat dari 4,8 persen jadi 6 persen.

"Ini angka tertinggi yang diperoleh NasDem selama 2022," kata Totok.

Menurut Totok, kenaikan elektabilitas NasDem bisa dispekulasikan sebagai buah keputusan partai pengusung slogan 'Restorari Indonesia' itu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilu 2024.

"Ada pengaruh positif deklarasi Partai Nasdem terhadap Anies Baswedan," ujar Totok.

Selain itu, kenaikan elektabilitas NasDem juga didorong kader-kadernya yang langsung gencar bergerak di lapangan dengan melibatkan Anies secara langsung.

"Yang saat ini sendirian dilakukan oleh Nasdem itu berpengaruh cukup positif, memberikan efek ekor jas dari elektabilitas yang dimiliki Anies Baswedan," ulasan Totok.

Survei terbaru Charta Politika itu menjangkau 1.200 responden di 34 provinsi. Seluruh responden survei itu memenuhi syarat sebagai pemilih.

Metode dalam survei melalui wawancara tatap muka itu ialah multistage random sampling. Adapun margin of error survei tersebut di angka 2,83 persen.(ast/jpnn.com)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler