Elektabilitas PSI dan Partai Berkarya Mulai Meroket

Sabtu, 12 Januari 2019 – 23:00 WIB
Logo Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dinamika partai politik selama tiga bulan masa kampanye bervariasi. Sejumlah parpol mengalami kenaikan elektabilitas, terkerek oleh coattail effect maupun manuver yang dilancarkan elite-elite parpol.

Sebagian lagi mengalami penurunan elektabilitas ataupun cenderung stabil. Di antara lima besar parpol, PDIP dan Gerindra paling banyak mengalami kenaikan elektabilitas.

BACA JUGA: PSI Awali Solidarity Tour dengan Kunjungi Pondok Pesantren

Temuan lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas PDIP meningkat dari 23,1 persen pada survei periode November 2018 menjadi 25,7 persen. Sedangkan Gerindra naik dari 12,3 persen menjadi 14,7 persen.

“Kenaikan elektabilitas PDIP dan Gerindra tidak mengherankan, mengingat kedua parpol adalah pengusung utama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres),” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya Sabtu (12/1).

BACA JUGA: Prabowo - Sandi Ubah Visi Misi, Grace PSI: Menakjubkan

Sementara itu PKB relatif stabil pada kisaran 7,3 - 7,5 persen. Terkait erat dengan basis Nahdlatul Ulama (NU), kehadiran sosok cawapres Kyai Ma’ruf Amin dinilai masih belum berdampak signifikan mengerek elektabilitas capres pasangannya, Jokowi.

“Mesin kampanye PKB dan Kyai Ma’ruf tampak belum sinkron,” lanjut Vivin.

BACA JUGA: PSI: Selamat Menghirup Udara Kebebasan Pak Ahok

Sebaliknya, Golkar mengalami penurunan paling dalam dari sebelumnya 12,8 persen menjadi tinggal 9,8 persen. Penurunan juga dialami Demokrat, melemah dari 5,4 persen menjadi 4,6 persen.

“Tidak terwakilinya Golkar dan Demokrat dalam pasangan capres dan cawapres menjadikan semangat caleg-caleg di basis suara turut merosot,” jelas Vivin.

Menurut Vivin, pemilu yang kali ini berjalan serentak lebih banyak didominasi wacana pertarungan Pilpres. “Di antara strategi yang dilakukan, Golkar merekrut Tuan Guru Bajang (TGB) yang sempat digadang-gadang sebagai capres, sedangkan manuver Andi Arief dapat dibaca kaitannya dengan menjaga elektabilitas Demokrat,” jelas Vivin.

Pada papan menengah ke bawah, sebagian besar parpol cenderung stabil elektabilitasnya. Yang paling mengalami kenaikan adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Berkarya.

“PSI naik dari 1,2 persen menjadi 2,3 persen, sedangkan Berkarya dari sebelumnya hanya 0,1 persen menjadi 0,8 persen,” terang Vivin. 

Menurut Vivin, baik PSI maupun Berkarya mengandalkan strategi melontarkan isu-isu kontroversial untuk mendapatkan efek elektoral.

“PSI memanfaatkan isu-isu sensitif seperti Perda Syariah, poligami, hingga ucapan selamat Natal, sedangkan Berkarya menjual Soeharto sebagai Bapak Pembangunan pada era Orde Baru,” pungkas Vivin.

Survei indEX Research dilakukan pada 15-24 Desember 2018, dengan jumlah responden 1200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Grace Natalie Ajak Generasi Muda Merawat Politik Akal Sehat


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler