Salah satunya adalah PT First State Futures, perusahaan pialang berjangka dalam bidang komoditas emas. Dirut PT First State Futures Hans Setiadi mengatakan, tingginya mata uang USD membuat harga emas tidak sekencang tahun lalu. Kala itu, alat investasi yang disebut-sebut sebagai saving heaven (investasi paling aman) tersebut bisa mencapai USD 1.900 per troy once.
Emas, kata Hans di sela-sela pembagian donasi ke Panti Werdha Surya, Surabaya, kemarin, masih lebih bagus dibandingkan komoditas berjangka lainnya. Tren harga emas tak pernah anjlok setiap tahun. "Tahun ini kami proyeksikan masih bisa memberi return 15-20 persen. Bakal ada kejutan di kuartal terakhir," ujarnya.
Pada tahun ini, emas tidak banyak mengalami pergerakan. Masih di kisaran angka USD 1.600 per troy once. Pada awal tahun tercatat USD 1,643 dan harga kemarin mencapai USD 1.610.
Kondisi itu tidak jauh berbeda dengan harga di dalam negeri. Harga emas produk PT Aneka Tambang (Antam) Tbk masih berkisar Rp 530 ribu per gram. Kemarin, misalnya, tercatat Rp 538 ribu per gram.
Tingginya return emas membuat makin banyak investor di logam mulia tersebut. Karena itu, First State Futures memproyeksikan peningkatan dana kelola dan jumlah nasabah yang signifikan banding tahun lalu. Hans menyebut sampai semester I tahun ini, dana kelola sudah mencapai Rp 100 miliar dengan lebih dari seribu nasabah. "Tahun lalu, atau sepanjang 2011, baru Rp 50 miliar," katanya.
Sampai akhir tahun, tambah Hans, First State bakal bisa menambah nasabah 300 orang lagi. Serta dana kelola total bisa mencapai Rp 150 miliar. (dio/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Airport Tax Gabung Harga Tiket
Redaktur : Tim Redaksi