JAKARTA - Memasuki pengujung tahun ini, inflasi makin terkendaliBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat Oktober lalu terjadi deflasi sebesar 0,12 persen
BACA JUGA: Pemrov NTB Siap Beli Saham Newmont
Sehingga, inflasi tahun kalender baru mencapai 2,85 persen, dan secara year on year di posisi 4,42 persenAngka ini makin jauh dari batas 5,65 persen yang ditargetkan dalam APBN Perubahan 2011
BACA JUGA: Desember, Rusunawa Tankerang Ditargetkan Beroperasi
"Jika inflasi November dan Desember trennya sama dengan tahun lalu, bukan tidak mungkin hingga akhir tahun di bawah 4,42 persen," kata Djamal, Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS di kantornya, Selasa (1/11)Tahun lalu, inflasi November mencapai 0,6 persen dan Desember 0,92 persen
BACA JUGA: Lebih Ganteng dari Dahlan, Nur Pamudji jadi Dirut PLN
Djamal mengatakan, deflasi lebih banyak disumbang oleh anjloknya harga emas, yang berimbas pada turunnya harga perhiasan"Emas perhiasan menyumbang deflasi 0,11 persen," katanyaKomoditas lain yang menyumbang deflasi adalah ikan segar 0,07 persen, telur ayam 0,04 persen, tarif angkutan udara 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,03 persen
Djamal mengatakan, stabilitas inflasi hingga akhir tahun bakal bergantung upaya pemerintah dalam menjaga harga kebutuhan pokok"Tren inflasi menjelang akhir tahun akan meningkatTapi itu semua bergantung upaya pemerintah," kata Djamal.
Komponen inti pada Oktober juga mengalami deflasi 0,12 persenLaju inflasi komponen inti mencapai 3,72 persen dan year on year 4,43 persenSecara umum, deflasi terjadi karena penurunan harga yang ditunjukkan turunnya indeks pada kelompok bahan makanan 0,35 persen; kelompok sandang 1,26 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,41 persen
Sedangkan inflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,26 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,20 persen; kelompok kesehatan 0,26 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,30 persen(sof/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nur Pamudji Janji Manjakan Pelanggan PLN
Redaktur : Tim Redaksi