Embay: Orang Korupsi Itu Mencoreng Nilai-Nilai Banten

Jumat, 11 November 2016 – 10:15 WIB

jpnn.com - SERANG – Pada momentum Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, diharapkan masyarakat Banten lebih memiliki sikap kebantenan dengan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan. 

Demikian dikatakan calon wakil gubernur Banten nomor urut dua Embay Mulya Syarief pada dialog publik bertema 'Temukan Pemimpin yang Mampu Menciptakan Budaya Partisipatif di Lingkungan Sektoral Rakyat' di aula lantai tiga Gedung B Untirta, Kamis (10/11).

BACA JUGA: Ini Kata Ahok soal Kabar Demo 25 November

“Orang Banten itu, pertama cinta tanah air, yang kedua cinta agama, yang ketiga antipenjajahan. Kalau enggak punya ketiganya, jangan ngaku orang Banten. Malu kalau orang Banten tidak bisa mewarisi nilai-nilai kepahlawanan,” ujar Embay di depan ratusan mahasiswa saat pembukaan diskusi.

Ia menuturkan, politisi yang baik yang tidak korupsi dan tidak melakukan money politics adalah pahlawan-pahlawan masa kini. “Orang yang korupsi itu sudah mencoreng nilai-nilai yang ada di Banten ini. Orang Banten dikenal jujur, tegas, dan lugas,” katanya.

BACA JUGA: Ditolak Saat Blusukan, Ahok Pantang Mundur

Ia pun berpesan kepada mahasiswa agar belajar dengan baik. “Jadilah orang-orang yang mencapai gelar tertinggi, itu yang harus kalian teladani untuk menjadi pahlawan masa kini,” tuturnya.

Embay mengatakan, jika dikaitkan dengan Hari Pahlawan, kampus Untirta sendiri memakai nama pahlawan nasional, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa. Ia menyatakan, Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang pahlawan nasional yang luar biasa. 

BACA JUGA: Djarot Ajak Pedemo Berdialog saat Ditolak, Ahok: Saya Juga Bisa, tapi...

“Kalau sekarang kita mengenal Bendungan Pamarayan, bendungan tersebut bukan bendungan Belanda, itu bikinan Sultan Agung Tirtayasa yang kemudian direhab oleh Belanda pada tahun 1912. Saluran sekundernya pun sampai saat ini masih bernama saluran sekunder sultan,” ucapnya.

Banyak sekali jasa-jasa Sultan Ageng Tirtayasa. Beliau sangat tidak kooperatif dengan Belanda, bahkan harus rela berperang dengan anaknya yang bernama Sultan Haji karena beliau tidak suka dengan penjajahan. 

“Selain Sultan Ageng Tirtayasa, ada juga KH Wasyid yang sampai hari ini masih belum disahkan untuk diangkat sebagai pahlawan nasional. Ada yang namanya Syeikh Nawawi Tanara, beliau ini dikejar-kejar oleh Belanda dan kemudian bermukim di Mekkah, kemudian menjadi imam di Masjidil Haram. Ia membuat banyak kitab yang dibaca oleh seluruh muslim di dunia dan menjadi rujukan,” paparnya.

Ia menilai, tanpa semangat pahlawan, Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan Jepang. “Karena semangat perlawanan pahlawan itulah kita bisa merdeka. Itu harus kita jaga, jika tidak, kita akan kembali ke era penjajahan,” pungkasnya. 

Pantauan Radar Banten, dalam dialog tersebut Embay hanya sekira 15 menit menghadiri acara. Embay menjadi satu-satunya calon wakil gubernur yang hadir. 

Terkait ketidakhadiran calon gubernur Rano Karno, menurut Embay lantaran sedang ada di Australia. Sementara Wahidin Halim dan Andika Hazrumy calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut satu tidak hadir lantaran sedang ada pertemuan dengan masyarakat. (mg02/air/ira/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok: Kalau Tidak Suka Saya, Jangan Pilih, Nggak Perlu Barbar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler