jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan menghormati keputusan Bupati Trenggalek Emil Dardak untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jatim 2018.
Padahal, Emil didukung oleh PDIP saat memenangi Pilkada Tenggalek 2015 lalu.
BACA JUGA: Jokowi Sudah Siapkan Pengganti Khofifah?
PDIP sendiri sudah menetapkan pilihan pada duet Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas untuk Pilgub Jatim 2018.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, setiap warga negara memiliki hak konstitusional untuk memilih dan dipilih.
BACA JUGA: Insyaallah Demokrat Dukung Khofifah-Emil Dardak
“Pilihan Emil Dardak sah-sah saja. Sebagai seorang yang lama berpendidikan Barat, wajar jika memandang proses kepemimpinan sebagai proses loncatan karier sebagai hak individu sebagaimana diagungkan di Barat," kata Hasto, Selasa (21/11).
Meski begitu, Hasto sempat menyinggung perjuangan keras PDIP mengusung Emil pada Pilkada Trenggalek 2015 lalu.
BACA JUGA: SBY Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim?
Menurut Hasto, menjadi bupati Trenggalek tidak mudah. Dia mengatakan, PDIP melihat Emil memiliki semangat untuk membangun Kabupaten Trenggalek saat maju pilkada.
Pria asal DI Jogjakarta itu menambahkan, membangun Trenggalek tidak mudah karena daerah itu terisolasi.
“Saat itu, kami menghargai semangat anak muda yang ingin membangun kampung halamannya," kenang Hasto.
Semangat itulah yang membuat PDIP bersama partai koalisi akhirnya sepakat mengusung Emil. Bahkan, PDIP menyiapkan Nur Arifin sebagai wakil suami Arumi Bachsin itu.
"Persoalan kemudian, dia berubah dan memilih untuk mencalonkan diri. Sekarang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Trenggalek. Biarkan rakyat yang menilai. Sebab, rakyat berdaulat di dalam memilih pemimpin," ujar Hasto.
Menurut Hasto, kehadiran pasangan baru membuat Pilgub Jatim makin menarik.
"Berkompetisi dengan Partai Demokrat yang memberikan dukungan kepada Khofifah dan Emil memberikan seni tersendiri dalam strategi," kata Hasto.
PDIP sendiri saat ini makin fokus memenangkan Gus Ipul-Anas pada Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Hasto mengatakan, keputusan PDIP mengusung Gus Ipul-Anas merupakan bagian dari kesadaran sejarah dan budaya untuk menampilkan kontestasi terbaik bagi Jatim bersama Nahdatul Ulama (NU).
“Gus Ipul sangat berpengalaman luas dan Azwar Anas penuh daya terobosan. Keduanya merupakan kombinasi kepemimpinan yang menarik dan saling melengkapi. Keduanya mengedepankan pembangunan berbasis kebudayaan dan kerakyatan sesuai dengan jiwa masyarakat Jawa Timur yang dikenal sangat patriotis untuk bangsa dan negara," imbuh Hasto. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koalisi PDIP-PAN Bakal Dipermanenkan di Merangin dan Kerinci
Redaktur & Reporter : Ragil