JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Emir Moeis yang disebut-sebut sebagai tersangka suap proyek PLTU Tarahan di Lampung Selatan menyebut ada pihak yang ingin menghabisi karier politiknya. Karenanya Emir tak heran jika status dalam kasus yang ditangani KPK itu masih simpang siur.
"Mungkin ada pihak yang pengen karier politik saya habis," kata dia kepada JPNN, Rabu (25/7) malam. Hanya saja ketua Komisi Keuangan DPR RI ini menolak menyebut pihak yang dimaksud.
Jika memang sudah tersangka, lanjut Emir, seharusya dirinya menerima surat pemberitahuan dari KPK. "Baru dengar dan baca di media online dan running text di TV," kata Emir lagi.
Lalu bagaimana jika benar jadi tersangka? "Ya cuma bisa sabar, mau gimana lagi," ucapnya.
Seperti diketahui, Emir dikabarkan telah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga membantu Alstom Power memenangi tender pembangunan PLTU Tarahan tahun 2004 senilai USD 118 juta. Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kaltim itu bisa mengatur proses tender karena saat itu duduk sebagai anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPR RI.
Selain dijanjikan mendapat sejumlah uang, anggaran PLTU Tarahan bisa lolos karena ada petinggi Alstom yang merupakan teman kuliah Emir saat di ITB. Namun Emir membantahnya. "Nggak bener itu. Termasuk saya terima sejumlah uang," bantah Emir, seraya menyebut memiliki bukti bantahannya tersebut.
Namun status tersangka yang disandang Emir masih simpang siur. Pertama kali pihak yang menyebut Emir sudah tersangka adalah Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana.
Menurut Denny, Emir sudah menjadi tersangka jika merujuk surat permintaan cegah dari KPK yang dikirim ke Imigrasi. Sementara KPK masih merahasiakan status hukum Emir. Bahkan KPK menuding pernyataan Denny bahwa Emir sudah menjadi tersangka bisa mengganggu proses pengusutan kasus korupsi PLTU Tarahan.(pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masa Pelunasan BPIH Diperpanjang
Redaktur : Tim Redaksi