JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menginginkan adanya minimal 1.000 tempat rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba di seluruh Indonesia.
Mengingat saat ini ada sekitar empat juta pengguna narkoba, setara dengan 2,2 persen total penduduk Indonesia.
"Sekarang ada 90 tempat rehabilitasi di Indonesia, yang kita inginkan menjadi 1.000. Ini akan berguna untuk memasukkan seluruh pengguna narkoba yang belum mendapatkan rehabilitasi,” ungkap Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat penandatangan nota kesepahaman dengan lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat di Jakarta, Jumat (17/5).
Ia mengatakan, saat ini baru sekira 18.000 pengguna narkoba yang bisa direhabilitas. “Dari total penyalahguna sebanyak itu, hanya sebagian kecil yang direhabilitasi (18.000 pengguna narkoba). Pemerintah hanya mampu rehabilitasi 2.000 pengguna, tapi masyarakat sudah mampu merehabilitasi sekitar 16.000 pengguna setiap tahunnya, makanya kita dorong sinergi masyarakat dan BNN untuk rehabilitasi,” harapnya.
Lanjut Anang, minimal dalam setahun ada satu juta pengguna narkoba yang direhabilitasi. Sehingga dalam empat tahun, pemerintah mampu memulihkan seluruh pecandu dan penyalahguna narkoba di Tanah Air.
“Penandatangan nota kesepahaman dengan 13 lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat ini, kami (BNN) berharap bisa mendorong kualitas dan kuantitas tempat rehabilitasi berbasis masyarakat di Indonesia. Penguatan lembaga rehabilitasi dilakukan melalui dukungan operasional baik secara moral dan dan material,” pungkas jenderal bintang tiga ini.
Sekedar diketahui, tiga belas lembanga yang ikut menandatangan nota kesepahaman dengan BNN adalah lembaga yang mengusung program ‘One Stop Centre’ (OSC), ‘Community Based Unit’ (CBU) dan ‘Out Reach Centre’ (ORC).
Yakni Pondok Pesantren Bani Syifa, Pondok Pesantren Al Islami, Yayasan Harapan Kasih, Yayasan Kharisma, Yayasan Kasih Indonesia, LSM Suci Hati, CBU Wado, CBU Master, Rumah Kasih dan Pemulihan Serambi Salomo, Lingkaran Harapan Banua, Yayasan Bunga Bakung, CBU Metanoia Papua, dan Lembaga Kemaslahatan Nahdlatul Ulama. (ian/jpnn)
Mengingat saat ini ada sekitar empat juta pengguna narkoba, setara dengan 2,2 persen total penduduk Indonesia.
"Sekarang ada 90 tempat rehabilitasi di Indonesia, yang kita inginkan menjadi 1.000. Ini akan berguna untuk memasukkan seluruh pengguna narkoba yang belum mendapatkan rehabilitasi,” ungkap Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar saat penandatangan nota kesepahaman dengan lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat di Jakarta, Jumat (17/5).
Ia mengatakan, saat ini baru sekira 18.000 pengguna narkoba yang bisa direhabilitas. “Dari total penyalahguna sebanyak itu, hanya sebagian kecil yang direhabilitasi (18.000 pengguna narkoba). Pemerintah hanya mampu rehabilitasi 2.000 pengguna, tapi masyarakat sudah mampu merehabilitasi sekitar 16.000 pengguna setiap tahunnya, makanya kita dorong sinergi masyarakat dan BNN untuk rehabilitasi,” harapnya.
Lanjut Anang, minimal dalam setahun ada satu juta pengguna narkoba yang direhabilitasi. Sehingga dalam empat tahun, pemerintah mampu memulihkan seluruh pecandu dan penyalahguna narkoba di Tanah Air.
“Penandatangan nota kesepahaman dengan 13 lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat ini, kami (BNN) berharap bisa mendorong kualitas dan kuantitas tempat rehabilitasi berbasis masyarakat di Indonesia. Penguatan lembaga rehabilitasi dilakukan melalui dukungan operasional baik secara moral dan dan material,” pungkas jenderal bintang tiga ini.
Sekedar diketahui, tiga belas lembanga yang ikut menandatangan nota kesepahaman dengan BNN adalah lembaga yang mengusung program ‘One Stop Centre’ (OSC), ‘Community Based Unit’ (CBU) dan ‘Out Reach Centre’ (ORC).
Yakni Pondok Pesantren Bani Syifa, Pondok Pesantren Al Islami, Yayasan Harapan Kasih, Yayasan Kharisma, Yayasan Kasih Indonesia, LSM Suci Hati, CBU Wado, CBU Master, Rumah Kasih dan Pemulihan Serambi Salomo, Lingkaran Harapan Banua, Yayasan Bunga Bakung, CBU Metanoia Papua, dan Lembaga Kemaslahatan Nahdlatul Ulama. (ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa Butuh Data, Luthfi Janjikan Tambahan Kuota
Redaktur : Tim Redaksi