Empat Kesalahan yang Kerap Dilakukan Dokter

Minggu, 05 Januari 2014 – 11:16 WIB

jpnn.com - SETIAP manusia tentu tidak luput dari kesalahan, termasuk dokter sekalipun. Meskipun demikian, kesalahan yang dilakukan oleh para dokter seringkali menjadi sorotan masyarakat karena berkaitan langsung dengan nyawa manusia. 

Sebuah survei telah dilakukan terhadap para dokter dan ditemukan bahwa dokter melakukan kesalahan sebesar 15 persen dari seluruh jumlah keputusan yang pernah mereka buat.

BACA JUGA: Anak jadi Bos Kecil, Salah Orang Tua

Penulis kolom dan penyiar radio The People’s Pharmacy, Joe Graedon, mengungkapkan bahwa kesalahan medis merupakan penyebab ketiga utama kematian di Amerika Serikat, setelah penyakit jantung dan kanker.

"Salah membuat diagnosis adalah kesalahan paling berbahaya yang bisa dokter lakukan. Kesalahan ini bahkan dapat mengakibatkan munculnya masalah kesehatan yang lebih serius," kata seorang ahli saraf di Johns Hopkins Medicine, AS, David Newman-Toker, MD, seperti dilansir laman News Max Health, Sabtu (4/1).

BACA JUGA: Cegah Anak Jadi Bos Kecil di Rumah

Berikut 4 kesalahan lain yang sering dokter lakukan

1. Kurang bertanya pada pasien

BACA JUGA: Trik Agar Tidak Terlalu Banyak Duduk di Tempat Kerja

Studi menunjukkan bahwa dokter seringkali terlalu yakin dan kurang bersedia untuk mempertimbangkan kemungkinan alternatif lain untuk mengatasi sebuah penyakit.

"Mereka akan mendiagnosis kondisi yang paling umum berdasarkan gejala. Beberapa penyakit serius tapi sering salah didiagnosis di antaranya termasuk pembekuan darah di paru-paru, reaksi obat, dan beberapa jenis kanker," kata Joe.

Apa yang bisa anda lakukan: Jangan ragu untuk berbicara dan menegaskan pada dokter jika anda memang mengalami gejala spesifik lain. Selain itu, tanyakan apakah ada kemungkinan diagnosis lain dari kondisi yang anda alami.

2. Terlalu banyak pasien

Akibat terlalu banyak pasien, dokter seringkali salah mengambil kesimpulan karena mereka memiliki waktu yang tepat untuk berpikir jernih.

Apa yang bisa anda lakukan: Jika anda merasa tidak diberi informasi yang cukup, mintalah catatan medis anda untuk mencari pendapat kedua dari dokter lain.

3. Tidak membacakan hasil tes medis

Menurut Archives of Internal Medicine, 1 dari 14 pasien dengan hasil tes abnormal tidak pernah diberi informasi apapun tentang kondisi itu dari dokter mereka. Seringkali hasil tes yang ada tidak ditindaklanjuti, sehingga pasien mengasumsikan dirinya baik-baik saja.

Apa yang bisa anda lakukan: Menurut Joe, jangan menganggap jika tidak diberi informasi apapun berarti merupakan pertanda baik. Dokter seringkali memang enggan menginformasikan hasil tes medis pada pasien, sehingga anda harus waspada dan menindaklanjuti sendiri.

4. Tidak memberikan pengobatan lain

Kita sering mendengar ada pasien yang mengalami nyeri otot parah sebagai efek samping dari obat sejenis statin, namun dokter meresponsnya dengan memberikan resep obat statin lain. Meskipun kadang-kadang respons ini bekerja dengan baik, namun lebih seringnya justru gagal. Akiibatnya pasien akan mendapatkan efek samping yang sama kembali.

Apa yang bisa anda lakukan: Jangan hanya diam saja ketika dokter mencoba strategi yang sama berulang-ulang dan tak efektif. Ungkapkan dengan jelas segala gejala yang anda alami dan cobalah untuk bersikap tegas dalam meminta informasi tentang pengobatan lainnya.

"Yang penting, ajukan pertanyaan anda dengan cara bicara yang ramah. Jika anda takut lupa, catat apa saja yang ingin anda tanyakan ke dokter sebelum bertemu dengannya," saran Joe. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenyan Bisa Jadi Obat Kanker Ovarium


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler