"Karena itu tidak berlebihan jika saya mengatakan Bapak Taufik Kiemas sebagai negarawan, Pancasilais dan nasionalis parexcellence serta a living testimony dalam mempraktekan nilai-nilai empat pilar kebangsaan," kata Yasonna saat diskusi buku Empat Pilar Kehidupan Bangsa dan Bernegara : Visi Kebangsaan dan Pluralisme Taufik Kiemas", di Jakarta, Rabu (22/2).
Buku tersebut memuat bunga rampai kesaksian 49 orang dari lintas generasi yang terdiri dari tokoh politik, pimpinan lembaga negara, tokoh agama dan masyarakat serta para sahabat, tentang visi kebangsaan dan pluralisme Taufiq Kiemas.
Yassona mengatakan, dari kesaksian-kesaksian tersebut, dapat dilihat dengan jelas benang merah yang menegaskan peran sentral dan ketokohan Taufik Kiemas sebagai jembatan yang menghubungkan gagasan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (empat pilar kebangsaan) dalam membangun Indonesia seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa.
"Hal itu, jelas tertuang dalam pidato Bung Karno tentang lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945," katanya. Pidato Bung Karno itu berbunyi "Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi, kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu."
Yasonna mengatakan, Taufik menjadikan empat pilar kebangsaan, sebagai gerakan nasional untuk membangun dan membangkitkan kembali pemahaman tentang Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa, sadar akan konstitusi, merajut kebhinekaan serta memperkokoh komitmen kebangsaan dalam bingkai NKRI. Suatu gerakan yang sangat diperlukan di tengah-tengah kerisauan dan kegalauan tentang berbagai persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara, akhir-akhir ini.
Keinginan untuk menjadikan empat pilar kebangsaan sebagai gerakan nasional, lahir dari kerisauan Taufiq akan kenyataan empiris mengenai kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara. "Artinya, kondisi sosial kemasyarakatan semakin terfragmentasi," tegasnya.
"Bahkan, di beberapa tempat, masyarakat mulai tercabik-cabik dengan menguatnya sekat-sekat primordialisme," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taufik Kiemas Launching Buku
Redaktur : Tim Redaksi