jpnn.com, TEGAL - Angka perceraian di Kota Tegal, Jawa Tengah terus bertambah. Masalah perekonomian sering dijadikan sebagai alasan perceraian.
Humas Pengadilan Agama (PA) Tegal, Burhani mengatakan, pihaknya pada 2016 lalu menangani 199 cerai talak (permohonan dari phak suami) dan 496 cerai gugat (permohonan dari pihak istri). “Ada 372 perkara perceraian yang disebabkan faktor ekonomi,'' tuturnya.
BACA JUGA: Usai digugat Cerai, David Noah Kesulitan Hubungi Gracia Indri Â
Sedangkan untuk semester pertama 2017 atau Januari hingga Juni tahun ini, PA Tegal menangani 51 cerai talak dan 143 cerai gugat. Dari jumlah itu, 136 perceraian akibat faktor ekonomi.
''Namun demikian, kami juga menyayangkan adanya perceraian di Kota Tegal yang selalu menjadikan faktor ekonomi menjadi pemicunya. Sebab, jika kami melihat faktor ekonomi di Kota Tegal, sangat tidak mungkin jika warga Kota Tegal kekurangan ekonomi,'' ulasnya.
BACA JUGA: Dicerai, Mantan Suami Tiwi T2 Akan Ajukan Banding?
Karena itu, lanjut Burhan, penyebab perceraian sebenarnya bukan karena faktor ekonomi. Sebab, bisa jadi katena faktor kurangnya moral dan tidak ada pertanggungjawaban dari pihak suami.
''Kepada pasangan suami istri untuk bisa menahan ego masing-masing. Termasuk, saat hendak bercerai bisa memikirkan ulang seribu kali. Sebab jangan sampai perceraian menjadi tren,'' ungkap Burhan.
BACA JUGA: Jadi Janda, Masayu Anastasia Ingin Fokus Cari Uang
Jika perceraian berlanjut, maka yang akan menjadi korban adalah generasi penerus atau anak-anak dari pasangan yang bercerai. Sebab, orang tua wajib menjadikan anak-anak mereka sebagai orang-orang saleh dan salehah.
''Dan sudah banyak contoh kasusnya, banyak anak-anak muda yang kini terbengkalai hidupnya dan tidak sedikit mereka juga menjadi sampah masyarakat lantaran imbas dari orang tuanya yang bercerai,'' pungkasnya.(gus/ela/zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Nafkah Batin Desi Merasa Puas, tapi Kapok Punya Suami Muda
Redaktur & Reporter : Antoni