Enceng Gondok pun Jadi Ankle Boots

Senin, 22 September 2014 – 03:14 WIB
KREATIF: Wiwit Manfaati di booth miliknya yang memajang sepatu berbahan enceng gondok. (Frizal/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Kreativitas tanpa batas. Itu tepat untuk menggambarkan karya seorang Wiwit Manfaati. Jika sebelumnya sepatu dibuat dengan bahan utama kulit, kulit asli, atau imitasi, di tangan warga Kebraon Indah tersebut enceng gondok menjadi materi utama sepatu.

Enceng gondok memang sudah lama dimanfaatkan sebagai bahanhandicraft. Para crafter biasa mengolahnya menjadi aneka barang yang bermanfaat. Namun, Wiwit mengkreasikannya menjadi sepatu. ’’Ini adalah produk uji coba, baru dibuat awal tahun,’’ ungkap perempuan asal Sidoarjo itu.

BACA JUGA: Kesan Mewah dengan Cutting Ballgown di Hari Pernikahan

Awalnya, ide nyetrik tersebut muncul saat dia melihat rimbunnya enceng gondok di waduk belakang rumahnya. Tanaman itu sejatinya telah dikreasikan menjadi aneka kerajinan sejak 2008. Namun, pada awal 2014 dia kepincut menghasilkan karya baru.

Dengan berbekal pengalaman dan hobi membuat kerajinan sejak masih belia, perempuan kelahiran 15 April 1967 tersebut mulai mengumpulkan tumbuhan air mengapung itu.

BACA JUGA: Makin Ganas di Ranjang usai Vasektomi

’’Sekitar 40 batang digunakan untuk membuat sepasang sepatu,’’ jelasnya di acara Sampoerna Expo kemarin (20/9). Setelah enceng gondok dikumpulkan, batangnya disisihkan kemudian dibelah menjadi dua.

Untuk dijadikan bahan utama sepatu, tanaman yang ditemukan di sungai Amazone Brasil tersebut lebih dulu dikeringkan. ’’Enceng gondok harus benar-benar kering supaya pengerjaannya mudah,’’ tutur ibu tiga anak itu.

BACA JUGA: Pelajari Konsep Multiple Intelligences

Proses pengeringan memakan waktu 14 hari di bawah sinar matahari. Namun, jika cuaca tidak menentu, pengeringan memakan waktu yang cukup lama. Setelah benar-benar kering, satu per satu helai dianyam hingga berbentuk lembaran panjang. Pengerjaan tersebut belum selesai. Wiwit masih harus mengolahnya hingga pipih. Tujuannya, agar mudah dibentuk menjadi sepatu. Untuk mendapatkan hasil pipih, enceng gondok harus dipres.

Untuk itu, Wiwit mengaku masih menggunakan cara manual dengan kayu. ’’Karena masih baru, saya memakai kayu biar gepeng dan jadi lembaran,’’ katanya. Langkah terakhir adalah menggambar pola sepatu. Pada pameran di Tunjungan Plaza tersebut sepatu yang dibuatnya bermodel ankle boots. Wiwit sengaja tidak memberi warna pada sepatu kreasinya. ’’Saya ingin warna natural,’’ paparnya.

Sepatu enceng gondok miliknya dipamerkan bersama dengan 20 kreasi lain. Antara lain, tas, lampu, tempat tisu, tatakan piring, tatakan gelas, tudung saji, dan sandal. Karena masih merupakan produk uji coba, kreasinya belum berani dilemparkan ke pasaran. Namun, kisaran harga yang pas untuk sepatu itu adalah sekitar Rp 200 ribu rupiah. (bir/c20/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembersih Rumah yang Berbahaya bagi Kesehatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler