jpnn.com, ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Yunani untuk membuka gerbang perbatasannya bagi imigran ilegal yang telah menunggu di perbatasan barat laut Turki selama 10 hari terakhir. Dia mengklaim bahwa para pengungsi tersebut tidak berniat menetap di Yunani.
"Orang-orang ini tidak akan tinggal di Yunani. Dari sana, mereka akan transit ke negara Eropa lainnya," kata Erdogan dalam sebuah pertemuan di Istanbul yang digelar untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
BACA JUGA: Rezim Erdogan Diduga Sebarkan Berita Palsu soal Imigran Tewas di Perbatasan Yunani
Dia mengecam intervensi pasukan keamanan Yunani terhadap para imigran ilegal di persimpangan perbatasan Pazarkule. Otoritas Turki mengklaim bahwa total tiga pengungsi ditembak mati oleh polisi Yunani sejauh ini.
Turki saat ini menampung lebih dari 3,7 juta pengungsi Suriah di wilayahnya. Selain itu, lebih dari 1,5 juta lainnya telah memadati perbatasannya dengan Suriah di wilayah tenggara.
BACA JUGA: Dianggap Tertawakan Tentara Turki yang Gugur di Suriah, Erdogan Dikecam Rakyatnya Sendiri
Para pengungsi tersebut sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak yang melarikan diri dari perang saudara di Provinsi Idlib, Suriah. Menurut Erdogan, masalah ini belum mendapatkan perhatian yang layak dari dunia.
"Kami telah menandatangani gencatan senjata, kendati hanya sementara. Saya berharap ini tetap bertahan," tambah pemimpin Turki tersebut, merujuk pada perjanjian gencatan senjata di Idlib yang dicapai oleh delegasi Turki dan Rusia di Moskow, ibu kota Rusia, pada Kamis (5/3) malam waktu setempat. (Xinhua/ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Panas! Erdogan Minta Putin Angkat Kaki dari Suriah
Redaktur & Reporter : Adil