Erick Thohir Bersaing dengan Anies dan Ganjar di Bursa Capres NasDem

Jumat, 17 Juni 2022 – 22:57 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri sebuah acara di Lamongan, Jawa Timur. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ikut mendominasi nama calon presiden yang diusulkan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai NasDem.

Erick Thohir bersaing dengan nama Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

BACA JUGA: Ganjar Masuk Bursa Capres 2024 NasDem, Kalimat Hasto Tajam

Erick Thohir masuk ke dalam tiga besar kandidat dengan perolehan dukungan dari 16 DPW. Sementara Anies mendapatkan 32 suara, sementara Ganjar memperoleh 29 suara.

Nama Erick Thohir mampu mengungguli figur-figur Internal di Partai NasDem. Seperti Wakil Ketua DPR, Rachamat Gobel, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

BACA JUGA: Ganjar hingga Gibran Tidur di Bangsal, Pagi Digembleng PDIP dengan Senam

“Seluruh DPW sudah memberikan laporannya bersama-sama kita dengarkan dan saksikan,” ujar Ketua Steering Committee Rakernas Nasdem 2022, Willy Aditya.

Willy mengatakan nama-nama yang hadir merupakan murni hasil rekomendasi yang diusulkan oleh DPW di 34 provinsi. Menurutnya ada dua poin penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan seorang figur. Pertama adalah elektabilitas dan kedua merupakan amanah dari berbagai tokoh-tokoh masyarakat.

BACA JUGA: Ganjar Tegaskan Dirinya PDIP, NasDem: Tak Ada yang Menyangkal

“Proses rekomendasi ini didengar langsung dan di DPW memiliki catatan dengan asosiasi figur terlalu dominan pada tokoh tertentu,” kata Willy.

Ketua Umum NasDem, Surya Paloh juga dikatakan memberikan kebebasan untuk para kadernya dalam menentukan siapa figur yang bakal direkomendasikan. Paloh mengatakan hal tersebut merupakan komitmen Partai NasDem untuk terbebas dari polarisasi.

“Kita tidak ingin melihat negara ini berubah, berubah haluan ideologi mendapatkan ideologi yang baru seperti negara khilafah misalnya, atau negara fasistis atau terjebak urusan Jawa dan non Jawa, pribumi atau non pribumi,” pungkasnya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler