jpnn.com, LUMAJANG - Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang digagas Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sukses mendorong masyarakat khususnya perempuan untuk mandiri secara ekonomi.
Salah satu yang sangat merasakan manfaat program Mekaar tersebut ialah Umilah (42), seorang ibu-ibu asal Lumajang, Jawa Timur.
BACA JUGA: Resmikan Masjid At-Thohir di Lampung, Erick Kenang Sang Ayah
Umilah mengatakan berkat program gagasan Erick Thohir itu, usahanya semakin berkembang.
Umilah menceritakan, awalnya ia hanya berjualan sosis bakar dan es. Namun, setelah mendapat pinjaman dari Program Mekaar, kini usaha Umilah berkembang hingga memiliki toko sembako.
BACA JUGA: Sudah Merasakan Langsung, Masyarakat Puji Kerja Erick Thohir Membangun Ekonomi Lokal
“Mekaar sangat bermanfaat sekali, soalnya saya dulu itu cuma penjual pop ice saja sama sosis, terus lama kelamaan saya berkenalan dengan Mekaar, saya merambah ke jualan sembako. Lama kelamaan merambah sedikit ke jualan baju, itu juga berkat dari Mekaar,” ujar Umilah.
Berkembangnya usaha Umilah juga berpengaruh terhadap pendapatannya. Sebelum mengikuti Program Mekaar, pendapatan perhari tidak lebih dari Rp 20 ribu, tetapi kini Umilah bisa meraup ratusan ribu hanya dalam satu hari.
BACA JUGA: Akar Rumput Yakin Ekonomi Makin Baik di Bawah Erick Thohir
“Dulu jualan pop ice pemasukan perharinya itu mungkin Rp 20 ribu. Alhamdulillah sedikit demi sedikit itu ya ratusan lah setiap harinya,” ungkapnya.
Umilah mengatakan kini berkat Program Mekaar, ia bisa merasakan mandiri secara ekonomi dan tidak hanya bergantung pada pendapatan suaminya.
Umilah mengucap syukur berkat hadirnya Program Mekaar yang digagas Erick Thohir.
“Alhamdulillah bisa buat biayain anak sekolah, bisa untuk makan sehari-hari. Istilahnya ya bisa buat cicilan juga, bisa menabung juga sedikit-sedikit,” kata Umilah.
Hingga kini, program Mekaar PNM berhasil membangkitkan ekonomi masyarakat desa. Jumlah nasabah PNM Mekaar naik 7,1 juta saat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, jumlah nasabah PNM Mekar sebesar 5,6 juta, maka kini totalnya menjadi 12,7 juta. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif