Erick Thohir: Renovasi JIS Demi Keselamatan Suporter

Kamis, 06 Juli 2023 – 15:37 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Foto: PSSI

jpnn.com, JAKARTA - Jakarta International Stadium (JIS) ramai disorot menjelang perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia sebab ada potensi menjadi lokasi ajang laga.

Akses ke stadion tersebut dinilai beberapa pihak sulit, kurangnya kantong parkir juga jadi polemik.

BACA JUGA: Heru Sebut Renovasi JIS Diselesaikan Secepatnya

Ketua Umum PSSI Erick Thohir bergerak cepat meninjau ke lapangan. Sebab, dia ingin JIS diperbaiki demi keselamatan suporter.

Pasalnya, Erick Thohir ingin venue Piala Dunia U-17 menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk para penonton.

BACA JUGA: Berapa Biaya yang Dibutuhkan untuk Mengganti Rumput JIS? Ini Penjelasan Menteri PUPR

Salah satu pendiri suporter Persija Jakarta The Jakmania Ferry Indrasjarief mengatakan JIS harus dilengkapi fasilitas pendukung lebih dahulu untuk menggelar laga sepak bola dengan penonton berjumlah besar. Hal itu agar arus keluar dan masuk suporter di sana bisa nyaman dan aman.

“Jadi, lengkapi dululah. Karena menurut saya, ini stadion bagus dan megah, tapi belum lengkap fasilitas pendukungnya. Jadi, tolong lengkapi. Selama belum lengkap ya sulit untuk kami bermain di sana, karena perizinan juga tidak dapat terus diverifikasi juga tidak lolos kan susah," ucap Ferry Indrasjarief dalam keterangannya, Kamis (6/7/2023).

BACA JUGA: Menpora Dito Tinjau JIS untuk Persiapan Ajang Piala Dunia U-17

Bung Ferry sapaan akrabnya itu mengatakan, sebelumnya Jakmania memang sudah sempat hadir di JIS saat launching beberapa waktu lalu.

Sebab, kondisi JIS dengan puluhan ribu Jakmania tidak cukup kondusif karena akses keluar di sana masuk hanya lewat ramp barat.

"JIS yang mana kami sudah dikasih tau bahwa stadion ini ada dua ramp, barat dan timur sebagai akses masuknya, tetapi sampai detik ini, ramp timur tetap belum dibuka," ujarnya

“Padahal pada saat launching JIS, kami anggota The Jakmania masuk lewat ramp barat itu suasananya padat sekali dan saya tidak mau anak-anak The Jakmania menjadi susah, keselamatan dan kenyamanannya gak terjamin. Jadi pertanyaan saya kenapa ramp timur tidak dibuka sampai sekarang. Apakah dengan ram timur itu memadai? ya trial and error seperti stadion-stadion lain,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ferry Indrasjarief mengusulkan untuk mencoba dengan dua ramp yang lebarnya sangat luas itu.

Kalau ternyata nanti kurang, silakan saja yang berwenang untuk buat akses lagi, tetapi yang terpenting dicoba dulu.

“Dibilang bahwa stadion ini modelnya orang-orang yang datang kesana tidak membawa kendaraan pribadi, tetapi sampai detik ini kan kendaraan umum yang sampai kesana baru Transjakarta," ujarnya.

"Jadi, kalau memang benar-benar untuk transportasi umum, ya, dibuat stasiun atau terminal di sana atau bahkan dibikin MRT atau LRT ya silahkan itu akan memudahkan anggota The Jakmania untuk datang kesana," sambungnya.

Sementara itu, Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengungkapkan permasalahan yang dihadapi oleh JIS terkait akses parkir dan transportasi publik.

Menurut Nainggolan, polemik ini sebenarnya sudah hadir bermula dari konser Rakyat 30 Tahun Dewa 19 Berkarya yang saat itu meninggalkan banyak catatan dan layak dievaluasi untuk gelaran berskala besar, termasuk Piala Dunia U-17.

“Beberapa kali event, terutama pernah suatu event konser di sana kan terjadi problem tuh, orang mau masuk juga masalah aksesnya kan, terus juga mau pulang akhirnya ngantri panjang sampai pagi, sampai subuh karena antri juga, nah ini menunjukkan bahwa aksesnya memang harus ada perbaikan,” kata Nainggolan kepada wartawan, Kamis (6/7/2023).

Menurut Nainggolan, meskipun pada masa pembangunan, eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan bahwa JIS sudah sesuai dengan standar FIFA, nyatanya saat ini masih meninggalkan banyak masalah.

Dia mencontohkan persoalan akses pemain yang tidak memenuhi standar, dimana bus pemain tidak bisa masuk sampai ke depan pintu lobi sebagaimana yang ada di stadion-stadion lain.

“Misalnya bus-bus untuk pemain yang mengangkut pemain tidak bisa masuk karena plafonnya terlalu rendah, nah ini harus diperbaiki,” ujarnya.

Lanjut Nainggolan, lahan parkir JIS sangat kecil dan ini menjadi masalah hingga tidak mendapat rekomendasi FIFA. Untuk itu perlu ada perbaikan pada lahan parkir stadion yang menelan dana sebesar Rp 4,5 triliun ini.

“Tempat fasilitas parkirnya juga kan problem. Parkirnya kan juga bisa sampai tumpah ke mana-mana tuh tempo hari, jadi artinya begini kalau saya menangkap persoalan akses itu termasuk juga dengan kenyamanan dan keselamatan itu yang saya tangkap. Karena tadi keselamatan, aspek keamanan, kenyamanan itu penting,” ungkapnya.

Nainggolan menjelaskan pemerintah sebelumnya (Anies Baswedan) harusnya sudah memetakan faktor-faktor pendukung sebuah stadion agar ke depan tidak menjadi masalah, karena stadion yang diklaim memenuhi standar nasional harus ada rujukan FIFA sebagai federasi sepak bola tertinggi di dunia.

“Waktu itu dibangun seharusnya juga gubernur saat itu sudah tahu bahwa ini bangunan stadion internasional atau katanya Jakarta Internasional Stadion (JIS), berarti standarnya harus internasional, jelas sudah ada rujukannya ke FIFA. Sistem pengamanannya, sistem parkirnya, pembagian ruangnya itu beda dengan membangun bangunan yang lain,” jelasnya.

“Jadi, seharusnya tahu betul dan melibatkan betul stakeholder yang ada dalam FIFA itu sendiri. Saya sih melihat kayaknya waktu itu dibangun tanpa konsultasi sepertinya, mungkin saya tidak tahu kenapa bisa jadi tidak dapat rekomendasi dari FIFA begitu, padahal stadionnya memakan biaya cukup besar Rp 4,5 triliun,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir meninjau kondisi JIS bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jakarta Utara, Selasa (4/7).

Erick menilai faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan menjadi hal utama dalam memastikan kelayakan stadion bagi pemain maupun penonton.

"Tentu sesuai dengan prioritas bahwa kita ingin memastikan suporter pulang dengan selamat. Sejak awal saya selalu bicara tentang akses-akses," ujar Erick

Erick juga menyebut kondisi JIS yang nantinya sesuai standar FIFA tak hanya baik untuk timnas, melainkan juga bagi klub di Indonesia.

"Kalau ini diperbaiki saya rasa klub-klub bisa saja bermain di sini, memang bukan saya yang menentukan melainkan klub dan pemilik stadion, prinsipnya kalau kerja bareng-bareng kan enak," ucap Erick.

Selain itu, Erick menyampaikan perbaikan infrastruktur stadion menjadi prioritas yang ditugaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga FIFA.

Makin banyak stadion yang berstandar FIFA, kata Erick, juga akan baik untuk sepak bola Indonesia sehingga nantinya timnas punya banyak opsi stadion lain untuk laga internasional.

"Kami di sini sama-sama ingin membangun stadion yang sesuai standar FIFA. Kami sepakat untuk mencari solusi bersama agar stadion-stadion di Indonesia bisa menjadi standar FIFA. Jadi kalau ada pertandingan timnas, kami ingin beri kesempatan di stadion lain, tidak hanya di GBK saja, supaya kehadiran timnas bisa dirasakan di seluruh Indonesia," kata Erick.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler