LONDON - Badai salju dan udara superdingin di bawah 0 derajat Celsius yang melanda Eropa terus menelan korban jiwa. Ada kekhawatiran bahwa korban tewas akan semakin banyak seiring dengan keluarnya prakiraan cuaca bahwa cuaca sangat dingin akan bertahan hingga pekan depan.
Hingga kemarin (5/2) korban tewas akibat udara dingin di seluruh wilayah Eropa telah melampaui 260 orang. Ukraina menjadi wilayah terparah ketika temperatur udara anjlok ke posisi minus 38,1 derajat Celsius.
Sembilan orang kembali tewas di negara itu akibat frostbite dan hipotermia. Dengan demikian, korban tewas di Ukraina telah mencapai 131 orang. Jumlah itu termasuk korban yang ditemukan membeku di jalan. Kementerian Kondisi Darurat Ukraina menyebut 1.800 orang dirawat di rumah sakit.
Di Inggris, salju dan hawa luar biasa dingin mengganggu arus transportasi. Sejumlah bandara ditutup, penerbangan dan keberangkatan kereta api pun tertunda. Banyak ruas jalan tol macet karena petugas sibuk membersihkan salju.
Bandara Heatrhow di London membatalkan 30 persen penerbangannya kemarin. Bandara tersibuk di Eropa itu tak bisa dioperasikan secara normal karena tetutup salju sejak Sabtu malam (4/2). "Kami sangat sedih dengan gangguan cuaca yang berakibat negatif kepada calon penumpang," ujar Kepala Operasional Bandara Heathrow Normand Boivin.
"Dengan mengurangi jadwal penerbangan, kami ingin kondisi bisa cepat membaik," lanjutnya. Perubahan jadwal bisa memengaruhi 400 penerbangan internasional.
Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda, juga menunda puluhan jadwal penerbangan Sabtu lalu. Di Italia, cuaca buruk memengaruhi penumpang kapal.
Kapal feri Sharden menghantam bendungan tidak lama setelah berlayar dari Pelabuhan Civitavecchia, dekat Kota Roma. Insiden itu membuat panik 262 penumpang karena khawatir akan bernasib sama seperti kecelakaan pada kapal pesiar Costa Concordia. Untungnya, semua penumpang berhasil dievakuasi. Tidak ada laporan korban tewas atau luka dalam insiden tersebut. (AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Assad Percaya Diri
Redaktur : Tim Redaksi