Etape Terengganu, Pesta Astana

Minggu, 02 September 2012 – 10:23 WIB
GRESIK - Track Team Astana membuktikan nama besarnya di ajang Jawa Pos-Polygon Tour de East Java (TdEJ) 2012. Dalam etape terakhir (keempat) kemarin (1/9), mereka berhasil mengamankan empat gelar di antara enam gelar yang diperebutkan. Finis dalam satu rombongan dengan pemenang etape dari Terengganu Pro-Asia Cycling Team, sudah cukup bagi Astana untuk menancapkan dominasinya di ajang 2.2 UCI tersebut.
   
Sebagai penguasa best team, best rider (Polygon Yellow Jersey), best young rider (Jawa Pos Blue Jersey), dan best Asian rider (MPM Honda White Jersey), Astana menjadi bidikan 16 tim lain dalam etape keempat kemarin. Semuanya berjuang keras untuk mengambil alih gelar-gelar yang dikuasai Astana itu. Namun, setelah lomba sejauh 131,4 km dari Trowulan, Mojokerto, menuju Gresik, gelar-gelar itu tetap dimiliki Astana.
   
Pembalap muda Astana berusia 20 tahun Ivan Tsissaruk memborong tiga jersey tadi. Dua jersey lain Kartu As Red Jersey (best climber) dan Pemprov Jatim Green Jersey (best sprinter) dikuasai oleh Ronald Yeung Ying Hon (Timnas Hongkong) dan Mohd Harrif Saleh (Terengganu Pro-Asia).
   
Aksi saling serang sudah terjadi sejak bendera start dikibarkan. Berkali-kali beberapa pembalap mencoba untuk melepaskan diri dari rombongan besar atau peloton. Berkali-kali pula terjadi pergantian pimpinan balapan. Namun, rute antara Mojokerto dan Gresik yang memiliki banyak rolling tapi didominasi jalanan flat, membuat para pembalap hampir selalu tergabung dalam rombongan besar. Itu juga tidak lepas dari kontrol hebat yang dilakukan Astana.
   
Adu sprint jelang finis dimenangkan oleh pembalap Terengganu Pro-Asia (Malaysia) Mohd. Zamri Saleh. Posisi kedua ditempati adiknya Mohd Harrif Saleh. Posisi ketiga dan keempat berturut-turut ditempati Hossein Nateghi (Tabriz Petrochemical Iran) dan Dealton Nur Arif Prayogo (Gilass Surabaya). Peloton masuk finis dengan catatan waktu 3 jam 8 menit 0 detik dengan kecepatan rata-rata 41,94 km/jam. Tsissaruk sendiri kemarin finis di urutan ke-15. Karena dalam satu rombongan bersama 54 pembalap lain, catatan waktunya sama dengan Harrif Saleh.
     
"Saya sebenarnya punya ambisi untuk meraih beberapa kemenangan di sini. Tapi, semua itu tak mudah, dan akhirnya satu kemenangan ini yang saya dapatkan. Banyak tantangan yang membuat lomba ini menarik dan terus memotivasi," kata Harrif.
   
Astana sendiri menyatakan sangat bahagia bisa menjadi juara tim plus merebut tiga jersey. "Merebut beberapa gelar dalam partisipasi pertama kami di TdEJ sangat membanggakan. Kami rasa, lintasan dan penyelenggaraan even ini sangat menyenangkan," kata Valeriy Karchin, manajer Astana.
   
Balapan etape keempat seharusnya menjadi etape terpanjang. Sedianya, para pembalap harus melintasi rute sepanjang 156 km. Tapi, rute Mojowarno, Mojokerto hingga Diwek, Jombang, sepanjang hampir 25 km dipangkas. Race Director Sondy Sampurno menyatakan hal itu dilakukan demi menjamin keselamatan para peserta.
   
"Di rute tersebut, jalanan sempit juga ada beberapa titik yang sedang dalam perbaikan. Kami tak mau ambil risiko," terangnya. Pemotongan jalur itu tak berpengaruh pada jumlah intermediate sprint maupun perlombaan poin KOM.
   
Di tengah panasnya cuaca lomba dan persaingan antar pembalap, terjadi insiden saat lomba menyisakan 10 km di Bunder, Gresik. Pembalap dengan poin KOM (king of mountain) terbanyak Ronald Yeung Ying Hon (Hongkong-China Team) tiba-tiba terlihat  hidungnya berdarah. Ternyata dia terkena hantaman tangan pembalap tim PON Jatim Ferinanto.
   
"Ronald berusaha keluar dari rombongan besar dan berusaha mengejar pembalap terdepan. Sekitar 10 kilometer menjelang finis, dia (Ferinanto, Red) malah memukul wajah Ronald," tutur Manajer Timnas Hongkong Zhang Xiao Hua.
     
Zhang menilai timnya sudah melakukan strategi dengan tepat dan rapi. Termasuk dalam memberikan suplai makanan dan minuman kepada para pembalapnya. Tapi semua startegi yang sudah disusun denagn matang buyar karena insiden itu. "Kami jelas dirugikan dengan insiden pemukulan itu. Akibatnya, Ronald hanya bisa meraih red jersey," tandasnya.
     
Di sisi lain, pembalap tim Jatim Ferinanto melakukan pembelaan atas tuduhan tersebut. Pembalap berusia 34 tahun itu menyatakan dirinya dipukul terlebih dahulu. Merasa diserang, Feri menangkis pukulan yang diarahkan ke wajahnya.
    
 "Yang jelas saya dipukul duluan. Itu refleks untuk melakukan pembelaan diri. Saya kira siapapun akan bertahan kalau diserang," ucap Feri di hadapan para commissaire.
     
Setelah melakukan diskusi, panel commissaire memberikan keputusan bersalah pada Feri. Dia dianggap sebagai pihak yang melakukan pemukulan. Hasilnya, dia didiskualifikasi dari lomba. Semua catatan waktu dan poin sprint yang didapatnya selama empat etape ditiadakan.
   
"Kami memutuskan tindakan pembalap bernomor 161 itu ilegal. Akibatnya, dia didiskualifikasi dari lomba ini," ujar Beatice Lajawa, commissaire 2 TdEJ.
     
Rangkaian Jawa Pos-Polygon TdEJ belum berakhir dengan rampungnya etape keempat kemarin. Hari ini akan diselenggarakan East Java International Criterium di Balai Kota Surabaya. Para pembalap akan berkeliling sebanyak 30 kali dalam sirkuit sejauh 1,6 km. Selain hadiah uang tunai, poin yang diperebutkan dalam even itu juga masuk perhitungan UCI.
     
Selain lomba untuk pembalap profesional, hari ini juga akan diselenggarakan final round Road to TdEJ. Ada lima lomba yang diselenggarakan, Honda Scoopy Women Athlete Race, Honda Spacy Veteran Race, Kartu As High School Race, Men Race, dan Executive Race. (ady/dra/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawarkan Opsi Terminasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler