jpnn.com - JAKARTA - Rencana unjuk rasa besar-besaran pada 2 Desember mendatang untuk menuntut polisi menahan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok membuat sejumlah pihak waswas. Kalangan yang merasa sangat waswas dengan rencana aksi berjuluk Gerakan 212 itu adalah warga Tionghoa.
Menurut Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo, masyarakat dari etnis Tionghoa ketakutan dengan rencana aksi unjuk rasa besar-besaran itu. Menurutnya, sebagian warga Tionghoa bahkan sudah ada yang untuk sementara menyingkir ke luar negeri karena takut kerusuhan tahun 1998 bakal terulang.
BACA JUGA: PPP Imbau Aksi 212 di Daerah Saja
"Mereka pergi ke luar negeri. Mereka yang punya cukup uang. Tapi mereka yang di pinggiran (kurang mampu) waswas," ujar Benny di Jakarta, Senin (28/11).
Menurut Benny, aksi unjuk rasa untuk menuntut polisi menahan Ahok itu sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pasalnya, kasusnya sudah ditangani Bareskrim Polri dan Ahok juga sudah menjadi tersangka.
BACA JUGA: UU ITE Berlaku, Polri: Kami Akan Kejar Pembuat Hoax
Karenanya Romo Benny berharap agar unjuk rasa itu tidak membuat takut pihak lain, khusunya kaum tionghoa. "Jangan lagi persoalan kekerasan menghantui kita seolah-olah jadi sesuatu yang mengancam keutuhan bangsa ini," katanya.
Lebih lanjut Romo Benny mengatakan, jika etnis Tionghoa terus dicekam ketakutan, maka imbasnya bisa ke sektor ekonomi. "Mereka merasa jadi sasaran lagi," pungkasnya.(cr2/JPG)
BACA JUGA: Tiongkok Sudah Berani Deklarasi Pengaruhnya di Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokoh Politik Jangan Malah Saling Menyudutkan
Redaktur : Tim Redaksi