Evakuasi Jembatan Telan Rp11 Miliar

Selasa, 03 Januari 2012 – 13:31 WIB
TENGGARONG - Proses evakuasi hari keempat yang dilakukan PT Samudera Biru Nusantara (SBN) terpusat di reruntuhan Jembatan Kartanegara, sisi Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Senin (3/1) kemarin. Pengangkatan yang dilakukan sejak pukul 11.00 Wita tersebut berhasil mengangkat 2 mobil Mitsubishi Strada L200 dan sebuah sepeda motor Yamaha Mio Soul.

Strada pertama berwarna putih dengan nomor polisi KT 8343 CJ milik Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Kutim. Ketika jembatan runtuh 26 November 2011 lalu, mobil itu dikendarai Samuel Edward. Kemudian, muncul lagi Strada perak KT 8483 CM. "Pencarian hari ini (kemarin, Red) sesuai info yang didapat sebelumnya, jika di sisi patahan sebelah Tenggarong Seberang ini terdapat 2 mobil yang terperangkap," ujar Michael W Tinangon, direktur SBN.

Menurutnya, tidak ada kendala berarti dalam evakuasi mobil pertama sekitar pukul 15.30 Wita itu. Namun, karena mobil derek yang harus menarik belum di tempat saat proses evakuasi berlangsung, membuat petugas harus rela menunggu sekitar dua jam.

Pengangkatan dilakukan dengan dua cara. Pertama, tali yang dikaitkan di mobil Strada L200 tersebut ditarik melalui sisi atas badan jembatan. Sedangkan mobil kedua ditarik dari sisi samping badan jembatan.

Mobil kedua ditemukan dalam posisi terbalik. Petugas gabungan dari Tim Evakuasi SBN dibantu SAR dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kukar, berusaha membalik posisi mobil agar mudah dievakuasi. Saat itulah, petugas mendapati sebuah sepeda motor Yamaha Mio Soul warna hitam lengkap dengan identitas pemiliknya. Yaitu, atas nama Fatmawati, warga Jalan Mangkunegara RT 2, Desa Teluk Dalam, Tenggarong Seberang.

Sehari sebelumnya, tim evakuasi SBN sudah berhasil mengangkat dua unit mobil. Yakni, Chevrolet hitam KT 1678 BU dan Daihatsu Xenia silver KT 1209 MI. "Untuk proses selanjutnya, evakuasi yang didasar sungai kita tidak bisa memungkiri, jika faktor alam dan possibility sangat mungkin menjadi kendala," papar Michael.

Dikonfirmasi mengenai kontrak kerja dalam evakuasi ini, Michael membenarkan jika nilainya sebesar Rp 11 miliar. Masa kerja selama 45 hari, dan berakhir pada pertengahan Februari mendatang. "Mulai besok (hari ini, Red), kami akan fokus pada evakuasi di dasar sungai. Kami akan awali dari pylon (pilar) sisi Tenggarong," jelasnya.
 
Ke depan, pihaknya akan menyediakan 15-20 penyelam profesional untuk menyelam secara bergantian. Untuk mengantisipasi possibility melihat kondisi dasar sungai yang keruh, dalam waktu dekat pihaknya akan mendatangkan kamera CCTV yang menggunakan system X-ray. Alat ini dapat merekam gambar di kedalaman tersebut.

"Beberapa hari ini, saya akan berangkat ke Singapura untuk mengecek serta mengambil langsung alat tersebut," jelas pria asal Balikpapan ini. Namun, demikian fokus kerja mereka sekarang masih terpusat pada data-data yang telah dilansir sebelumnya, mengenai titik-titik yang diduga mobil. "Setelah semua yang di luar sudah positif dapat diangkat, baru kita berganti fokus untuk evakuasi yang terperangkap di dalam badan jembatan," katanya.

Mengenai keberadaan 2 pylon yang kemungkinan besar tidak dirobohkan itu, menurut Michael, hingga kini ia tidak khawatir akan terjadi hal-hal membahayakan. "Selama pengamatan kami, sejak tragedi runtuhnya jembatan ini, memang posisi pylon-pylon tersebut sedikit bergeser. Namun, sejauh ini tidak ada gerakan yang menunjukkan adanya kemungkinan yang bisa menyebabkan ambruk," tegasnya.
 
Sementara itu, Bupati Kukar Rita Widyasari yang ditemui di Kantor Gubernur Kaltim, kemarin, menyatakan menyerahkan sepenuhnya penyidikan runtuhnya Jembatan Kartanegara kepada kepolisian. "Kejadian ini, menjadi studi kasus bagi kami untuk berhati-hati," ungkapnya, ketika disinggung tentang dua pegawai Pemkab Kukar yang ditetapkan menjadi tersangka.

Rita menegaskan, dia segera mengevaluasi sumber daya manusia di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar. "Tidak sembarangan menjadi PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan). Meski begitu, saya juga tidak menyalahkan Dinas PU dalam peristiwa ini," terang Rita.

Alasannya, terang Bupati, dari informasi yang dia dapat, PT Bukaka Teknik Utama tidak menyampaikan surat pemberitahuan bahwa pekerjaan sudah dimulai.
 
Rita membenarkan, perbaikan jembatan ini dimulai setelah seluruh infrastruktur di Tenggarong diperiksa menjelang Pekan Nasional Petani Nelayan, tengah tahun lalu. "Dari situ jembatan diketahui renggang dan diperbaiki. Saya ikut mengawasi dari sisi kebijakan tetapi tidak ke teknisnya," ungkap Rita, seraya menambahkan, dia belum pernah dimintai keterangan oleh pihak berwajib.
 
Tentang evakuasi yang melibatkan pihak swasta (PT SBN), Bupati menegaskan pekerjaan berlangsung sampai badan jembatan diangkat. Sementara rencana merobohkan pylon tidak diteruskan. Menurut Rita, itu karena menurut rekomendasi para ahli bangunan, menara jembatan berwana kuning itu masih kuat. Masih bisa digunakan lagi. Lalu apakah dia akan memakainya lagi untuk jembatan yang baru" "Ya. Saya pakai lagi," tutup Rita.(Kaltimpost/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Geger, Kepingan CD Dikira Bom

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler