Semakin banyak hal berubah, semakin mereka tetap sama, dan sementara iPads, saat ini, digunakan secara luas di bidang pendidikan, tablet ternyata telah digunakan sebagai alat pengajaran di sekolah-sekolah Australia sejak abad ke-19.
Sampai pertengahan abad ke-20, papan tulis -yang memiliki permukaan datar dan hitam yang terbungkus bingkai kayu - dialokasikan untuk setiap siswa di negara bagian New South Wales (NSW), sama seperti tablet digital saat ini.
BACA JUGA: Perubahan Jadwal Siar Radio ABC Dikritik Pemerintah
Dengan menggunakan kapur tulis, siswa akan menulis, menggambar dan melakukan perhitungan matematis pada papan tulis, yang semuanya akan tetap menempel sampai tulisan atau gambar itu dihapus, baik dengan tangan atau kain.
Saat ini siswa hanya cukup menekan tombol 'undo' (balik ke tampilan sebelumnya).
BACA JUGA: Teknologi Robot Tidaklah Mengambil Alih Pekerjaan Manusia
Kedua perangkat itu memiliki banyak kesamaan, meskipun dari era yang berbeda -keduanya tanpa kertas, bisa dibawa, ringan, memiliki tampilan yang gelap, dan memungkinkan pengguna untuk menghapus atau membatalkan sesuka hati.
Kedua alat pengajaran tersebut memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan tentang dunia melalui pengumpulan informasi, studi dan aplikasi.
BACA JUGA: Rencanakan Serangan Tahun Baru, Pria Melbourne Ditangkap
Meski demikian, perbedaan besarnya adalah bahwa para siswa saat ini bekerja dengan tablet yang tahu lebih banyak hal daripada mereka, dan melalui itu mereka memiliki portal ke mana saja imajinasi mereka mengarah, atau ke mana saja yang diarahkan Google. Barrie Wilford memegang batang pena masa kecilnya beserta tinta.
ABC Illawarra: Sarah Moss Dari siswa ke guru, papan ke tablet
Barrie Wilford tumbuh menjadi guru di sekolah yang sama dengan kala ia menjadi murid, yakni Sekolah Negeri Milton di NSW.
Ia mengingat masa-masa dirinya menjadi siswaâ¦memegang batang pena dan penjepit, dengan tinta di wadah kecil, dan noda yang muncul dari goyangan meja yang menempel di kursi depan.
Ia juga ingat menggunakan papan dengan kapur papan, dan ketika menginjak kelas 4 SD beralih ke kertas tinta dan kertas berbintik.
Sebagai seorang guru, alat mengajar favoritnya adalah batang pena dan penjepitnya karena tulisan tangan adalah keahliannya, sementara papan tulis untuk "presentasi".
"Kita tak bisa kembali menggunakan papan tulis, seperti yang mungkin diinginkan. Kita harus belajar menyesuaikan diri dengan teknologi di era yang kita jalani," tuturnya.Nirkabel dan terhubung
Stephen Grant, seorang guru di Sekolah Negeri Milton adalah pustakawan guru yang mengelola persyaratan teknis dan digital sekolah tersebut.
Sekolahnya memiliki lebih dari 300 iPad untuk digunakan anak-anak.
"Kami memiliki iPad, laptop, teknologi cerdas dan papan interaktif," kata Grant.
"Kami juga memanfaatkan Apple TV sehingga kami bisa menunjukkan iPads kepada para siswa dan mereka bisa membagikan karya mereka di layar besar melalui aplikasi Airplay di Apple TV.â
"Kami memiliki robotika dan kami selalu memperbaiki hal itu, selalu mencari inisiatif baru."
Grant mengatakan bahwa seluruh sekolah itu telah nirkabel.
"Kami berbicara tentang kemudahan untuk dibawa sehingga siswa bisa mengakses informasi di manapun, di sembarang tempat di sekolah," jelasnya.
"Konektivitas nirkabel sangat penting karena itulah yang mereka miliki di rumah.â
"Orang tak lagi duduk di komputer tunggal, mereka memiliki iPad dan laptop yang nirkabel." Siswa menggunakan lingkungan kelas bergaya Google di Sekolah Negeri Milton.
ABC Illawarra: Sarah Moss Kelas seperti lingkungan kerja
Grant mengatakan, Google juga digunakan dalam sistem pendidikan, dengan lebih banyak sekolah memelajarinya dan memanfaatkannya.
Staf menggunakannya karena mereka memiliki akses ke komputasi daring dan Google drive dengan akses tak terbatas.
"Kami menyiapkan sebuah tugas di aplikasi Google Classroom dengan tautan dan tugas, yang kemudian diselesaikan oleh siswa," katanya.
"Ketika mereka selesai, mereka meng-klik pilihan 'selesai' dan itu akan terkirim ke guru agar mereka bisa mengakses dan menandai.â
"Google Classroom telah menciptakan lingkungan tanpa kertas. Siswa tidak perlu banyak menulis, semuanya disajikan secara digital."
Lingkungan kelas modern telah berubah secara radikal. Sekarang para siswa duduk tak beraturan di ruang kelas daripada duduk di meja tertentu.
Mereka santai dan mereka berkolaborasi dengan orang lain.
"Ini seperti lingkungan kerja," kata Grant.
"Itulah yang kami bidik. Namun, kami agak tak paham sedikit karena kami tak tahu akan seperti apa tempat kerja mereka ketika mereka menyelesaikan sekolah.â
"Tapi kami berusaha membuat mereka mengejar apa yang sekarang terjadi di perusahaan-perusahaan mutakhir itu."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cincin Tunangan Pangeran Harry Punya Kaitan Dengan Putri Diana