jpnn.com, JAKARTA - PT East West Seed Indonesia (EWINDO) produsen benih sayuran ‘Cap Panah Merah’ bergerak cepat pasca-penandatanganan Nota Kesepahaman Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha dan perbankan.
EWINDO telah menyiapkan teknologi, tenaga pendamping petani dan varietas unggul berkualitas yang siap dikembangkan dan dibudidayakan petani.
BACA JUGA: Kementan Dorong Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan
“Kami bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura siap membina dan mendampingi petani di Food Estate yang di inisiasi awal sudah disiapkan di Temanggung sebagai pilot project. Jadi, petani kita ajak memproduksi benih unggul berkualitas yang hasil benihnya akan diserap oleh EWINDO sehingga petani akan mendapatkan banyak manfaat,” terang Managing Director EWINDO Glenn Pardede dalam siaran persnya, Senin (6/9).
Varietas unggul berkualitas tinggi yang telah disiapkan EWINDO antara lain adalah cabai rawit dengan alokasi target produksi benih di pilot project adalah sebesar 500kg dan lahan sekitar 2 hektare dengan rencana pengembangan 15 hektare.
BACA JUGA: Empat Jurus Kementan Sukseskan Program Kampung Hortikultura
Varietas tersebut adalah hasil penelitian dan pengembangan yang menggunakan teknologi tinggi yang dilakukan oleh para pemulia tanaman terbaik EWINDO.
Terkait dengan tenaga pendamping petani, EWINDO telah menyiapkan tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang budidaya tanaman.
BACA JUGA: Upaya Kementan Optimalkan Hulu Hilir Agroindustri Hortikultura
Para pendamping petani ini rata-rata telah memiliki pengalaman selama belasan tahun di lapangan dan akan selalu mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan, penyiapan benih, pemeliharaan tanaman, teknologi pasca panen hingga hasil panen diserap oleh EWINDO.
“Petani akan didampingi sejak awal budidaya hingga pasca panen sehingga produknya dapat diserap oleh EWINDO dengan harga yang terbaik. Kami optimistis melalui strategi ini petani akan semakin meningkat kesejahteraannya,” kata Glenn.
Sebelumnya, pada Kamis 26 Agustus 2021 lalu, Direktorat Jenderal Hortikultura yang diwakili oleh Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto dan EWINDO yang diwakili oleh Managing Director Glenn Pardede telah menandatangani Nota Kesepahaman Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.
Nota kesepahaman ini melibatkan Pemerintah Daerah yaitu Pemkab Garut, Temanggung, Wonosobo serta Pemkab Bantul.
Terkait kebutuhan pembiayaan, Pemerintah juga menggandeng pihak perbankan yakni Bank Jabar dan Banten (BJB).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan virtual saat menyaksikan penandatangan nota kesepahaman ini menyebutkan upaya ini adalah bentuk tanggung jawab akseleratif untuk harmonisasi sinergi lintas sektoral guna mengamankan pangan selama masa pandemi Covid 19.
Menteri Pertanian juga menyebutkan pertanian harus dibangun dengan integritas penuh berbasis kecerdasan artifisial melibatkan ilmuwan dan para pakar.
Pertanian dewasa ini menurutnya tidak lagi terfokus pada produktivitas. Wujud nyata dari nota kesepahaman ini adalah tercapainya kepastian produksi hortikultura yang berkualitas. Ketika produksi tercapai, petani tidak bingung untuk mencari pasar dikarenakan sudah ada off taker yang siap menerima hasil.
“Pertanian tidak bisa lagi di-handle dengan cara-cara seperti kemarin, harus ada tindakan akseleratif. Kita harus menemukan cara-cara baru dari hulu ke hilir, tidak hanya lingkup sektoral, tidak hanya nasional tapi terkoneksi dengan semua unsur yang ada kaitannya. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bukti nyata,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich