Ewindo Siapkan Proyek Pengembangan Hortikultura di Temanggung

Minggu, 05 September 2021 – 19:40 WIB
Managing Director Ewindo Glenn Pardede saat menandatangani nota kesepahaman pengembangan agroindustri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan disaksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kamis (26/8) lalu. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - PT East West Seed Indonesia (Ewindo) segera menindaklanjuti kebijakan pengembangan hortikultura dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kami sudah menyiapkan teknologi, tenaga pendamping dan varietas unggul berkualitas benih sayuran yang siap dikembangkan dan dibudidayakan petani," kata Managing Director Ewindo Glenn Pardede dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu (5/9).

BACA JUGA: Upaya Kementan Optimalkan Hulu Hilir Agroindustri Hortikultura

Menurut Glenn, melalui kerjasama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura akan dilakukan pembinaan dan pendampingan bagi petani di sentra pangan (food estate) yang untuk inisiasi awal berlokasi di Temanggung, Jawa Tengah, sebagai proyek contoh.

"Polanya petani kita ajak memproduksi benih unggul berkualitas yang hasilnya akan kami serap sehingga petani akan mendapat banyak manfaat," kata Glenn.

BACA JUGA: Empat Jurus Kementan Sukseskan Program Kampung Hortikultura

Varietas unggul berkualitas tinggi yang telah disiapkan, seperti cabai rawit dengan alokasi target produksi benih di proyek contoh sebanyak 500 kilogram dan lahan sekitar dua hektar dengan rencana pengembangan 15 hektar.

"Varietas tersebut adalah hasil penelitian dan pengembangan yang menggunakan teknologi tinggi yang dilakukan oleh para pemulia tanaman terbaik perusahaan," jelas Glenn.

BACA JUGA: Kementan Bongkar Strategi Kesuksesan Pengusaha Hortikultura: Bisa Kaya dengan Modal Sayur

Terkait dengan tenaga pendamping petani, Glenn mengatakan telah menyiapkan tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di budidaya tanaman.

"Para pendamping petani ini rata-rata telah memiliki pengalaman selama belasan tahun di lapangan dan akan selalu mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan, penyiapan benih, pemeliharaan tanaman, teknologi pascapanen hingga nanti hasil panen diserap," jelas Glenn.

Glenn optimistis melalui strategi ini petani akan semakin meningkat kesejahteraannya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto dan Ewindo yang diwakili oleh Managing Director Glenn Pardede telah menandatangani nota kesepahaman pengembangan agroindustri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan pada Kamis (26/8) lalu.

Nota kesepahaman ini melibatkan Pemerintah Kabupaten Garut, Temanggung, Wonosobo, serta Pemkab Bantul.

Terkait kebutuhan pembiayaan, pemerintah juga menggandeng perbankan yakni Bank Jabar dan Banten (bank bjb).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan MoU ini sebagai bentuk tanggung jawab akselerasi untuk harmonisasi sinergi lintas sektoral guna mengamankan pangan selama masa pandemi COVID-19.

Syahrul juga menyebutkan pertanian harus dibangun dengan integritas penuh berbasis kecerdasan buatan melibatkan ilmuwan dan para pakar.

Pertanian dewasa ini menurutnya tidak lagi terfokus pada produktivitas.

Wujud nyata dari nota kesepahaman ini adalah tercapainya kepastian produksi hortikultura yang berkualitas.

Ketika produksi tercapai, petani tidak bingung untuk mencari pasar dikarenakan sudah ada pengambil alih (off taker) yang siap menerima hasil.

“Pertanian tidak bisa lagi di-handle dengan cara-cara seperti kemarin, harus ada tindakan akseleratif. Kita harus menemukan cara-cara baru dari hulu ke hilir," ujar Syahrul saat itu. (mar1/jpnn/antara)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Siapkan 900 Kampung Hortikultura, Ini Tujuannya


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler