JAKARTA - Konvensi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Partai Demokrat tidak hanya menarik minat sejumlah tokoh nasional. Eyang Subur, tokoh kontroversial yang belakangan menyedot perhatian publik pasca polemiknya dengan komedian Adi Bing Slamet mencuat, juga tertarik untuk ikut serta.
"Eyang Subur serius ingin ikut konvensi Demokrat," ungkap Ramdan Alamsyah, pengacara Eyang Subur, saat dihubungi, Minggu (12/5). Menurut dia, salah satu bukti keseriusan sosok yang diminta MUI menceraikan sebagian istrinya itu ditunjukkan dengan rencana deklarasi pada 21 Mei.
Pada deklarasi tersebut, beber Ramdan, sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang diundang. Meski demikian, nama-nama yang telah memastikan atau mungkin akan hadir belum diungkapkan. "Kita lihat saja sama-sama nanti, yang pasti akan banyak yang hadir," ucap dia.
Ramdan kembali menegaskan bahwa keinginan Subur masuk ke dunia politik dengan berlaga di konvensi capres-cawapres Demokrat bukan sekadar coba-coba. Menurut dia, modal politik yang dimiliki pria dengan delapan istri itu sangat besar, yakni popularitas.
Ramdan lantas membandingkannya dengan popularitas Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Gita termasuk yang disebut-sebut sebagai satu di antara empat tokoh yang telah diundang secara informal oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY, ketua umum Demokrat) untuk turut serta dalam konvensi.
"Coba Gita masuk ke pasar, pasti akan banyak yang tanya, "Siapa itu Gita?" Tapi, kalau Eyang Subur, orang-orang pasti bilang, "Itu Eyang Subur ya?" ucapnya.
Lalu bagaimana dengan polemik atau kasus yang membelit? Apakah hal tersebut tidak akan menjadi penghalang? Ramdan punya pandangan tersendiri menyangkut hal itu. Menurut dia, polemik yang membelit kliennya bukan penghalang. "Ini justru tanda-tanda dari Yang Kuasa. Ramai-ramai tentang beliau sekarang justru poin plus," tegasnya.
Ramdan mencontohkan awal kemunculan SBY yang akhirnya terpilih sebagai presiden untuk kali pertama pada 2004. Menurut dia, nama SBY saat itu muncul dan akhirnya dikenal publik juga karena polemik. Yaitu polemik dengan Megawati Soekarnoputri, presiden saat itu. "Sebelum polemik dengan Bu Mega (Megawati), siapa yang kenal Pak SBY saat itu?" katanya.
Hingga saat ini mekanisme konvensi capres-cawapres Demokrat yang rencananya dimulai prosesnya pada Agustus 2013 belum ditetapkan. Namun, secara garis besar, konvensi akan dilaksanakan semi terbuka. Artinya, konvensi terbuka untuk semua calon dari internal maupun eksternal, namun disertai sejumlah persyaratan.
Mereka yang telah mendaftar dan resmi ditetapkan sebagai peserta konvensi akan menjalani seleksi awal melalui survei. Sebuah lembaga independen akan khusus digandeng untuk hal tersebut.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimena Suharli hanya menyatakan bahwa dirinya belum bisa memberikan banyak komentar soal keinginan Subur ikut konvensi. "Karena kriteria belum ditetapkan, saya belum bisa bilang yang bersangkutan memenuhi atau tidak, layak atau tidak," terang Melani.
Hanya, wakil ketua MPR itu mengingatkan, tidak semua orang bisa mengikuti konvensi. Ada kriteria-kriteria khusus selain popularitas yang juga harus dimiliki seorang tokoh. "Jadi, dilihat dulu saja, apakah memenuhi tidak nantinya," imbuh dia. (dyn/c9/tom)
"Eyang Subur serius ingin ikut konvensi Demokrat," ungkap Ramdan Alamsyah, pengacara Eyang Subur, saat dihubungi, Minggu (12/5). Menurut dia, salah satu bukti keseriusan sosok yang diminta MUI menceraikan sebagian istrinya itu ditunjukkan dengan rencana deklarasi pada 21 Mei.
Pada deklarasi tersebut, beber Ramdan, sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang diundang. Meski demikian, nama-nama yang telah memastikan atau mungkin akan hadir belum diungkapkan. "Kita lihat saja sama-sama nanti, yang pasti akan banyak yang hadir," ucap dia.
Ramdan kembali menegaskan bahwa keinginan Subur masuk ke dunia politik dengan berlaga di konvensi capres-cawapres Demokrat bukan sekadar coba-coba. Menurut dia, modal politik yang dimiliki pria dengan delapan istri itu sangat besar, yakni popularitas.
Ramdan lantas membandingkannya dengan popularitas Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Gita termasuk yang disebut-sebut sebagai satu di antara empat tokoh yang telah diundang secara informal oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY, ketua umum Demokrat) untuk turut serta dalam konvensi.
"Coba Gita masuk ke pasar, pasti akan banyak yang tanya, "Siapa itu Gita?" Tapi, kalau Eyang Subur, orang-orang pasti bilang, "Itu Eyang Subur ya?" ucapnya.
Lalu bagaimana dengan polemik atau kasus yang membelit? Apakah hal tersebut tidak akan menjadi penghalang? Ramdan punya pandangan tersendiri menyangkut hal itu. Menurut dia, polemik yang membelit kliennya bukan penghalang. "Ini justru tanda-tanda dari Yang Kuasa. Ramai-ramai tentang beliau sekarang justru poin plus," tegasnya.
Ramdan mencontohkan awal kemunculan SBY yang akhirnya terpilih sebagai presiden untuk kali pertama pada 2004. Menurut dia, nama SBY saat itu muncul dan akhirnya dikenal publik juga karena polemik. Yaitu polemik dengan Megawati Soekarnoputri, presiden saat itu. "Sebelum polemik dengan Bu Mega (Megawati), siapa yang kenal Pak SBY saat itu?" katanya.
Hingga saat ini mekanisme konvensi capres-cawapres Demokrat yang rencananya dimulai prosesnya pada Agustus 2013 belum ditetapkan. Namun, secara garis besar, konvensi akan dilaksanakan semi terbuka. Artinya, konvensi terbuka untuk semua calon dari internal maupun eksternal, namun disertai sejumlah persyaratan.
Mereka yang telah mendaftar dan resmi ditetapkan sebagai peserta konvensi akan menjalani seleksi awal melalui survei. Sebuah lembaga independen akan khusus digandeng untuk hal tersebut.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimena Suharli hanya menyatakan bahwa dirinya belum bisa memberikan banyak komentar soal keinginan Subur ikut konvensi. "Karena kriteria belum ditetapkan, saya belum bisa bilang yang bersangkutan memenuhi atau tidak, layak atau tidak," terang Melani.
Hanya, wakil ketua MPR itu mengingatkan, tidak semua orang bisa mengikuti konvensi. Ada kriteria-kriteria khusus selain popularitas yang juga harus dimiliki seorang tokoh. "Jadi, dilihat dulu saja, apakah memenuhi tidak nantinya," imbuh dia. (dyn/c9/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimistis Bacaleg PKS Bakal Penuhi Syarat di KPU
Redaktur : Tim Redaksi