Facebook Jadi Laman Curhat Pelaku Kriminal

Sabtu, 10 Agustus 2013 – 08:23 WIB

jpnn.com - MEDIA sosial tidak selamanya menjadi ajang berbagi informasi atau sekedar menyapa teman. Akhir-akhir ini media sosial seperti Facebook atau Twitter juga menjadi wadah curhat para pelaku kriminal.

Meski terkesan tidak masuk akal, namun aksi keji terkadang dituliskan secara vulgar di media sosial yang bisa dibaca oleh setiap orang. Tak jarang kepolisian berhasil melacak pelaku kejahatan, dari berbagai status di facebook atau kicauan pelaku di Twitter.

BACA JUGA: Google Tantang Dominasi Microsoft Office

"Sosial media yang mengekspose kejahatan, menunjukan bahwa pelaku tidak lagi khawatir bakal tertangkap dan menilai kejahatan yang dilakukannya penting untuk diketahui orang,"ujar Pamela Rutledge, Direktur Media Psikologi Research Center di Massachusetts.

Contoh kasus terbaru, terjadi pada Kamis lalu. Ketika seorang pria Florida yang diduga membunuh istrinya, memposting foto mereka beserta pengakuan pembunuhan di laman facebooknya.

BACA JUGA: llmuwan Temukan Solusi Bahan Bakar dari Air

"Aku akan ke penjara dan dihukum mati karena membunuh istriku," tulis Derek Media (31) tanpa merasa bersalah."Aku akan merindukan kalian semua teman facebook. Kalian akan melihat saya dalam berita," tambahan status pria asal Miami ini.

Kontan saja status ini ditanggapi beragam dari teman-teman Derek. Tidak sedikit yang mempertanyakan apa maksud status yang dibuat Derek. Hingga akhirnya polisi benar-benar menemukan mayat dan itulah istri Derek yang baru saja dibunuh olehnya.

BACA JUGA: Manusia Serakah Bakal Musnah karena Evolusi

Kasus memposting pesan kejahatan bukan kali itu saja. Polisi berhasil menelusuri kasus pemerkosaan gadis 16 tahun yang dilakukan oleh beberapa pemain sepak bola sekolah tinggi di Steubenville, Ohio. Polisi mulai menyelidiki setelah beberapa terdakwa memposting gambar dan video gadis malang itu di Facebook, Twitter dan Instagram.

Rehtaeh Parsons, yang baru berusia 15 tahun, diperkosa oleh empat remaja. Oleh para pelaku, foto pemerkosaan tersebut disebarkan melalui media sosial. Karena merasa malu, Parsons akhirnya memilih bunuh diri. Kini dua diantara dua pelaku, didakwa dengan pasal pornografi.

Seorang pria Hawaii, juga didakwa setelah memposting video berjudul 'Ayo Mengemudi dan Mabuk'. Dalam video berdurasi 5 menit itu, si pria menyetir dalam kondisi mabuk sementara kamera terus saja merekamnya.

Michele Nealon-Woods, presiden nasional Chicago School of Professional Psychology, mengatakan bahwa kejahatan yang dipublikasikan bukanlah kebiasaan manusia normal.

Meski dalam sejarah, sekitar tahun 1888 ada pelaku kriminal sekelas "Jack the Ripper" yang selalu mengirim surat ke polisi London untuk setiap rencana pembunuhan yang dilakukannya.

"Apa yang media sosial lakukan saat ini, memberi ruang baru bagi orang-orang untuk berlebihan berperilaku narsis," kata Nealon.

"Interaksi antar manusia sudah berkurang dan teknologi telah memberi ruang palsu kepada orang-orang ini," tambahnya.(afz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan PC di Rumah Mati saat Ditinggal Mudik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler