Facebook Tingkatkan Sistem Keamanan di Messenger

Rabu, 17 Juni 2020 – 03:01 WIB
Ilustrasi Facebook Messenger Lite. Foto: Facebook

jpnn.com - Facebook sedang menguji coba fitur baru untuk aplikasi iOS Messenger miliknya, yang dimaksudkan untuk menambah perlindungan terhadap privasi pengguna dengan autentikasi Touch ID, Face ID atau kode sandi, sebelum mengakses percakapan.

Saat diaktifkan, fitur ekperimental itu akan meminta autentikasi sebelum memberikan akses ke obrolan Messenger, dan akan menggunakan metode autentikasi yang sama yang saat ini digunakan untuk membuka kunci ponsel itu sendiri.

BACA JUGA: Google Bakal Sematkan Fitur Chatting Mirip Facebook Messenger ke Android 11

Dikutip dari Phone Arena, Selasa, App Lock, demikian sebutannya, juga memungkinkan pengguna untuk mengatur kapan Face ID dibutuhkan, dengan opsi 1 menit, 15 menit hingga 1 jam.

"Kami ingin memberi orang lebih banyak pilihan dan kontrol untuk melindungi pesan pribadi mereka, dan baru-baru ini, kami mulai menguji fitur yang memungkinkan Anda membuka kunci aplikasi Messenger menggunakan pengaturan perangkat Anda. Ini merupakan lapisan privasi tambahan untuk mencegah orang lain mengakses pesan Anda," ujar juru bicara Facebook kepada Engadget dikutip Selasa.

BACA JUGA: Facebook Mulai Uji Coba Fitur Keamanan untuk Melindungi Pesan

Fitur keamanan App Lock Facebook Messenger saat ini sedang diuji coba pada beberapa pengguna iOS, yang kemungkinan akan tersedia di semua platform nantinya, jika mendapat respons positif.

Facebook baru-baru ini didenda oleh lembaga penegak hukum Kanada, Canada's Competition Bureau (CCB), sebesar 6,5 juta dolar AS.

BACA JUGA: Tiongkok Vs India, 3 Tentara Tewas Akibat Lemparan Batu

Menurut CCB, Facebook telah membagikan data pribadi pengguna kepada pengembang pihak ketiga. Facebook membantah tuduhan itu, namun setuju untuk membayar denda.

Sebelumnya, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu juga didenda oleh AS, Inggris, Australia dan sejumlah negara lainnya atas kasus Cambridge Analytica, di mana data pribadi 87 juta pengguna diambil oleh perusahaan analitik melalui survei online. (ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler