jpnn.com - JAKARTA – Fachri Husaini sudah memutuskan ogah menjadi pelatih Tim Nasional (Timnas) U-19.
Sikap Fachri langsung direspon dengan cepat oleh PSSI. Ya, otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu berencana melakukan rapat bersama Komite Teknik untuk membahas solusi apa yang akan mereka lakukan untuk mengisi kekosongan kursi pelatih timnas tersebut.
BACA JUGA: Komdis Hati-hati Buat Keputusan Terkait Insiden Gresik
Apalagi, kekosongan itu bukan hanya terjadi di pelatih Timnas U-19 semata, melainkan juga di bangku kursi pelatih Timnas senior.
“Jumat besok (hari ini, Red) komite teknik akan melakukan rapat. Mereka akan mencari solusinya, termasuk siapa sosok yang pas untuk pelatih senior,” kata Azwan Karim, Sekjen PSSI, kemarin (26/5).
BACA JUGA: Persipura Janji All Out di Derby Papua
Sebagai catatan, komite teknik tersebut digawangi oleh sejumlah mantan pelatih dan legenda sepak bola nasional, yaitu Ruddy Keltjes, Sutan Harhara, Emral Ebus, Danurwindo, dan Benny Dollo.
Kelima tokoh sepak bola nasional ini yang berwenang untuk memutuskan siapa yang pantas mengisi posisi pelatih di dua level timnas itu.
BACA JUGA: Ini Saran Berlusconi pada Kiper Mudanya
Tadi malam, saat dihubungi, Ruddy Keljtes mengakui bahwa, mereka kesulitan mencari sosok yang ideal untuk Timnas U-19 setelah Fachri Husaini memutuskan untuk menolak tawaran jabatan itu.
“Sebenarnya yang paling pantas untuk pelatih U-19 itu adalah Fachri. Tapi, kami akan terus melakukan pemantauan siapa yang layak untuk posisi itu,” jelasnya.
Nah, agar bisa mendapatkan pelatih yang benar-benar ideal untuk tim nasional, Ruddy megatakan bahwa, PSSI harus memberikan keleluasaan untuk para kandidat pelatih nanti memimpin tim nasional di sejumlah even internasional.
“Minimal ada dua atau tiga even, kalau mereka berhasil di even itu, berarti dia layak untuk menjadi pelatih timnas,” timpalnya.
Seperti yang diketahui, Fachri Husaini memutuskan untuk tidak menerima tawaran PSSI sebagai pelatih Timnas U-19 karena sejumlah faktor. Salah satunya adalah keluarga dan keterikatan dinasnya dengan PT Pupuk Kaltim.
“Saya menolak jabatan itu bukan karena saya tidak punya jiwa nasionalisme. Kalau mau tanya nasionalisme, saya sudah sebelas tahun lebih membela timnas. Kurang apa lagi coba,” ujar pria kelahiran Lhokseumawe, Aceh itu. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiper 16 Tahun Ini Ingin Jadi Kapten Milan
Redaktur : Tim Redaksi