jpnn.com, PADANG - Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan sektor pertanian bila dikelola dengan baik bisa menjadi tulang punggung pembangunan nasional, apalagi Indonesia memiliki sumber daya dan potensi yang sangat besar.
Namun, Fadel mengingatkan bahwa potensi dan sumber daya tersebut tidak akan berfungsi apa-apa kalau tidak diusahakan dengan baik.
BACA JUGA: Prof Fadel Imbau Kepala Daerah Fokus Pengembangan Sumber Daya Manusia
Karena itu, Fadel mengatakan, jangan sampai sumber daya dan potensi yang dimiliki itu malah meninabobokan, seolah-olah kaya tetapi sesungguhnya tidak memiliki apa-apa.
Seperti syair lagu berjudul Kolam Susu, yang di dalamnya terdapat bait "ikan dan udang menghampirimu, tongkat kayu dan batu jadi tanaman".
BACA JUGA: Fadel Muhammad: Bangkitkan Perekonomian Pasca-Pandemi Dengan Memperkuat Pertanian dan Perikanan
Fadel mengatakan bila dipahami secara harfiah, seolah-olah dengan diam saja makanan akan datang sendiri, padahal potensi dan sumber daya, itu harus diupayakan dengan kerja keras.
Fadel menjelaskan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), 2020 ini produksi padi mencapai 55,16 juta ton GKG (gabah kering giling) setara dengan 31,63 juta ton beras.
BACA JUGA: MPR RI: Pemerintah Harus Konsisten Dalam Menegakkan Protokol Pengendalian Covid-19
Menurutnya, secara matematis perhitungan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
"Kenyataannya, sejak lama kita selalu mengimpor beras. Bahkan dalam kurun 50 tahun kita mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Fadel pada Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-66 Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Orasi ilmiah yang berjudul "Strategi Pengembangan Agropolitan untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Rakyat (Berdasarkan Pengalaman Pengembangan Agropolitan di Provinsi Gorontalo)" disampaikan dalam acara yang digelar di Convention Hall Universitas Andalas Padang, Senin, (30/11).
Ikut hadir pada acara tersebut anggota MPR dari kelompok DPD, yaitu, H. Muslim Muhammad Yatim, LC.,MM., Ir. H. Djafar Al Katiri, MM.,M.Pd. serta Dr. H. Alirman Sori, SH., M.Hum, MM. Juga Rektor Universitas Andalas, Prof.Dr. Yuliandri, SH.MH. dan Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Munzir Busniah, MSi.
Saat menjadi gubernur Gorontalo, Fadel mengaku berhasil meningkatkan produksi jagung secara besar-besaran.
Jagung dipilih karena masyarakat Gorontalo banyak yang mengonsumsi makanan tersebut.
Dia mendorong petani menanam jagung dengan insentif harga yang lebih tinggi.
Strategi tersebut berhasil, sehingga pada 2003 langsung meroket hingga 183 ribu ton.
Pada 2004 menjadi 251 ribu ton dan 2005 400 ribu ton.
Petani yang biasa hanya memproduksi jagung 1,5 ton - 2 ton per tahun, tetapi pada 2005 sudah bisa mencapai 5 ton.
"Konsep Agropolitan Gorontalo mengenal istilah Dji Sam Soe (234), yaitu 2 ha lahan, 3 kali panen jagung, dan memelihara 4 ekor sapi," ungkap Fadel di hadapan peserta Rapat Terbuka Senat dan Pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, tersebut.
Hasilnya, lanjut Fadel, kesejahteraan petani melonjak.
Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah jemaah haji.
Awal 2000, kata dia, jumlah jemaah haji asal Gorontalo sekitar 200 orang -300 orang per tahun.
Namun, lanjut dia, pada 2005 sudah mencapai 1.000 orang.
"Artinya, makin banyak petani yang mampu naik haji berkat jagung. Pendapatan per kapita pun naik. Pada 2002 Rp 2,4 juta, 2005 menjadi Rp 3,2 juta," ungkap Fadel lagi.
Dia mengatakan untuk mencapai keberhasilan tersebut, pemerintah harus turun tangan mengambil kebijakan pro pertanian.
Antara lain, bantuan pupuk dan bibit, memperbanyak tenaga ahli pertanian, penyaluran kredit, pengadaan mesin pertanian, dan bantuan penjualan produk pertanian. (*/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy