Fadholi MPR: Kesenian Tradisional Bukan Hanya Memberi Tontonan, tetapi Tuntunan

Selasa, 22 Desember 2020 – 18:57 WIB
Pimpinan Fraksi Partai NasDem MPR RI Drs Fadholi, M.IKom, Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah, SE, MM, Ustaz Khabib Khasbullah memukul gong tanda dimulainya Pagelaran Seni Budaya dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Foto: Humas MPR.

jpnn.com, SEMARANG - Pimpinan Fraksi Partai NasDem MPR RI Drs Fadholi, M.IKom, Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR Siti Fauziah, SE, MM, Ustaz Khabib Khasbullah dari Salatiga Jawa Tengah melakukan pemukulan gong dimulainya Pagelaran Seni Budaya dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. PSB sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI itu berlangsung di Joglo Kembar, Desa Pabelan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/12).

Ikut hadir pada acara tersebut Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Setjen MPR Budi Muliawan, SH, MH. Serta Kepala Kantor Kecamatan Pabelan Abdul Aziz juga alim ulama dan masyarakat Desa Pabelan.

BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar, MPR dan Yayasan BPN Gelar Pagelaran Seni Budaya

Fadholi dalam sambutannya menyatakan seni budaya tradisional memiliki makna mendalam. Bahkan, di setiap aspek seni tradisional terkandung nilai-nilai mulia, yang bisa jadi pegangan hidup dan tidak hanya sekadar hiburan semata.

Ia mencontohkan, Ketipung misalnya, kalau hanya satu buah saja tidak cukup menarik untuk didengarkan. Karena hanya memiliki satu jenis suara. Namun, kalau banyak, dipukul dengan nada dan keserasian maka akan menghasilkan suara yang enak untuk dinikmati.  "Ini artinya, di sana juga terkandung makna pentingnya gotong royong,” katanya.

BACA JUGA: Siti Fauziah: Wayang Kulit Efektif untuk Sosialisasi 4 Pilar

Fadholi melanjutkan meringankan pekerjaan, membantu sesama, menimbulkan kebersamaan membuat pekerjaan lebih cepat selesai. Berbeda kalau dikerjakan sendirian saja. “Begitulah antara lain nilai-nilai terpuji yang bisa diambil dari Ketipung, belum lagi aspek-aspek lain dalam seni tradisional lainnya,” ungkapnya.

Fadholi menambahkan banyak pelajaran bisa dipetik dari kesenian tradisional. Seperti kata nasihat luhur, selain sebagai tontonan kesenian juga mengandung tuntunan yang bisa menjadi pegangan dalam hidup dan kehidupan.

Siti Fauziah mengapresiasi upaya Fadholi yang selalu berupaya melestarikan berbagai kesenian tradisional. Hal ini bisa dibuktikan lewat kerja sama dengan MPR dalam menyelenggarakan PSB. "Semoga upaya ini bisa menjaga kesenian tradisional tetap lestari, melahirkan regenerasi di kalangan anak-anak muda, dan mampu menahan derasnya arus seni budaya dari luar," kata Siti Fauziah.

Sosok yang karib disapa Bu Titi, itu tak lupa mengajak seluruh masyarakat senantiasa memperhatikan aspek kesehatan selama pandemi Covid-19. Antara lain, selalu mengingat pesan ibu yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta selalu menjaga jarak.

"Semoga, pandemi Covid-19 ini bisa kita hadapi dengan bersama-sama, menumbuhkan sikap gotong royong dan saling bantu. Dengan begitu kita bisa menghadapi kesulitan ini dengan tenang. Mudah-mudahan pandemi ini akan segera berlalu,” tambah Bu Titi.

PSB di Kabupaten Semarang, Jateng, ini dibuka oleh penampilan 14 seniman Kuntulan, lengkap dengan kaus kaki panjang kacamata hitam serta hiasan di kepala. Mereka melanggak-lenggok, berbaris, berputar sembari memainkan kipas yang dipegangnya.

Gerakannya sederhana, namun cukup untuk memberikan hiburan. Selain Kuntulan, PSB tersebut juga diisi dengan salawatan yang diiringi oleh irama Hadrah, serta ceramah dari Khabib Khasbullah, ustaz kondang dari Salatiga. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler