Fahri Hamzah: KMP dan DPR Diuji di 2016

Jumat, 01 Januari 2016 – 07:22 WIB
Fahri Hamzah/ dok JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Harian Koalisi Merah Putih (KMP) Fahri Hamzah mengatakan sejak awal, cukup banyak yang mempertanyakan, apakah KMP bisa bertahan lama. Sebab menurut Fahri, sejak dideklarasikan sebelum pilpres 2014, sinisme bermunculan kalau Prabowo menang KMP bertahan, kalau kalah KMP habis.

"Alhamdulillah, setahun setelah KMP menguasai DPR dan MPR koalisi masih bertahan, meski pada akhir 2015 lalu KMP menunjukkan gejala melemah," kata Fahri Hamza, Jumat (1/1).

BACA JUGA: Kembang Api Spektakuler di Ancol

Karena itu ujar Fahri, tahun 2016 adalah tahun ujian besar bagi KMP. PAN sudah bergabung dengan pemerintah meski menyatakan tetap di KMP. Sementara Partai Demokrat dan PKS dalam kasus persidangan Ketua DPR Setya Novanto di MKD secara bulat mendukung koalisi pemerintah. Yang bertahan digaris KMP hanya Golkar, Gerindra dan PPP sementara pemerintah masih menggantung nasib Golkar dan PPP di Kementerian Hukum dan HAM.

"Apakah KMP masih relevan? publik harus terus diyakinkan bahwa membangun kekuatan penyeimbang di luar pemerintahan adalah jalan demokrasi yang niscaya. Sebab, jika semua kekuatan politik masuk dalam pemerintahan maka akan tercipta oligarki kekuasaan yang berbahaya," kata Wakil Ketua DPR RI ini.

BACA JUGA: Teroris Mengancam! Sebentar Lagi Lokasi Ini Diledakkan

Oleh sebab itu menurut Fahri, ikhtiar membangun legislatif yang kuat adalah mulia yang akan memberikan efek dan sistem keseimbangan (check and balanced) dalam tubuh organisasi negara. Ikhtiar KMP untuk membangun kekuatan penyeimbang ujarnya, harusnya didukung oleh masyarakat khususnya masyarakat sipil yang percaya dengan logika demokrasi.

"Tidak akan ada demokrasi yang sehat jika tradisi legislatif tidak berkembang. Keinginan KMP untuk membangun parlemen yang modern harusnya didukung karena parlemen modern adalah jaminan bagi daulat rakyat agar pengawasan publik pada pemerintahan bisa berjalan efektif. Jika parlemen dibiarkan lemah maka hegemoni kekuasaan eksekutif akan melahirkan korupsi dan penyimpangan besar-besaran," tegas Fahri. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Yasonna Berbuat, Jokowi-JK yang Harus Tanggung Jawab

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Ferry Dinilai Kaburkan Pernyataan Presiden


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler