JAKARTA - Sebagai salah seorang pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menyatakan tidak mungkin mengkhianati cita-cita dan perjuangan partai dengan cara meninggalkan partainya itu. Sebab kata Wakil Ketua DPR ini, berdirinya partai adalah sebagai alat untuk melanjutkan cita-cita yang selama ini diperjuangan secara bersama-sama.
"Saya adalah pendiri PKS yang dari awal didirikan sebagai alat pejuang yang memperjuangkan agar Indonesia terbebas dari otoritarianisme dan kuasa negara yang ingin secara represif mengendalikan rakyat Indonesia serta memperjuangkan lahirnya demokrasi di Indonesia. Jadi saya tidak mungkin meninggalkan," kata Fahri, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (4/4).
PKS, lanjutnya, didirikan setelah demokrasi yang diperjuangkan itu lahir. "Kami bersepakat membentuk partai politik untuk melanjutkan perjuangan dengan ideologi dan cita-cita yang terus-menerus disiarkan dan membara di dalam jiwa kader," ujarnya.
Jadi kata Fahri, dia tidak mungkin melakukan hal-hal yang mengkhianati cita-cita perjuangan partai. "Yang terjadi saat ini, ada individu yang menggunakan struktur partai untuk kepentingan pribadi. Itu yang bisa saya mengerti," tegasnya.
Padahal, kata Fahri, sejak jadi deklarator PKS tahun 1998 sampai 2014, tidak pernah ada masalah di struktur pembinaan. "Saya tidak pernah ada masalah di struktur fraksinya, saya berkoordinasi, tiba-tiba ada masalah begini. Saya tidak tahu siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kasus ini," tegasnya.
Menurut Fahri, sepertinya kasus ini diskenario oleh pihak-pihak tertentu hingga berujung pada proses penegakkan disiplin kader yang seolah-olah masuk akal. Padahal sangat tidak masuk akal karena pihak pelapor, hakim, penyelidik dan penyidiknya dan yang memecatnya, orangnya bisa sama.
"Padahal UU dan AD/ ART PKS melarang rangkap jabatan seperti ini. Dalam UU juga dilarang eksekutif merangkap yudikatif, kan tidak bisa," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Karding: Kami Yakin Presiden Senantiasa Menghargai PKB
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Simak Semua Nama yang Beredar untuk Kabinet
Redaktur : Tim Redaksi