jpnn.com - jpnn.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menilai putaran kedua pilkada DKI Jakarta yang akan dilegar 19 April 2017 merupakan pemanasan pemilihan presiden (pilpres) pada 2019 mendatang.
Berdasar hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan calon yang akan bertarung di putaran kedua yakni Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
BACA JUGA: Sandiaga Datangi Kampung Deret Petogogan
Menurut Fahri, tidak berlebihan jika putaran final pilkada DKI itu menjadi gambaran pertarungan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo di pilpres 2019.
"Itu persis begitu. Itu yang saya bayangkan," tegas Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2).
BACA JUGA: Luna Maya Kaget, di TPS Disebut Sudah Kawin
Fahri juga menganalisis kemungkinan akan muncul kekuatan ketiga di pilpres 2019 mendatang. "Nah, kekuatan ketiga itu siapa, saya belum tahu," kata dia.
Yang pasti, ujar Fahri, pola pertarungan dua kubu nanti di pilgub DKI sudah jelas antara Prabowo dan Jokowi.
BACA JUGA: Suara AHY Merosot, Lulung Dukung SBY Laporkan Antasari
Karenanya, Fahri melanjutkan, pertarungan dua kubu itu tidak hanya akan membuat pengkubuan partai politik terbelah, tapi juga masyarakatnya.
Dia juga meyakini, ini seperti pertarungan antara Koalisi Merah Putih (KIH) versus Koalisi Indonesia Hebat (KMP).
"Itu ilmiah. Silakan kalau ada yang mau berdebat dengan saya soal ini," wakil ketua DPR itu.
"Itu saya anggap secara ilmiah pola pembentukan koalisi 2019 itu mengikuti pola pilgub DKI Jakarta 2017," imbuhnya lagi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agus Kalah, Haji Lulung Pindah ke Anies-Sandi
Redaktur & Reporter : Boy